Perilaku Hewan
PERILAKU HEWAN
Pengertian perilaku hewan (Ethologi)
Perilaku hewan adalah cabang ilmu zoologi, yang
mempelajari tentang tingkah laku hewan, mekanisme dan faktor2 penyebabnya.
Ethologi berasal dari kata etos (karakter) dan logos
(ilmu). Perilaku dapat berupa tindakan sebagai respon terhadap
rangsangan (stimulus).
Etologi : mempelajari tentang
bagaimana (how) dan mengapa (why) hewan berinteraksi sesama jenis/antar jenis
berbeda dan dengan lingkungannya. animals interact with each other (both within
and among species) and their environment.
Baca juga soal dan Pembahasan Perilaku Hewan
Pengertian Tingkah Laku Hewan menurut para peneliti :
Timbergen (1979) : Gerak-gerik dan atau perubahan gerak termasuk dari bergerak ke tidak bergerak.
Baringtons (1979) : Semua proses dimana seekor binatang menanggapi (merespon) dunia luar dan internal tubuhnya.
Sejarah Studi Perilaku Hewan
Temuan lukisan/relief membuktikan bukti tidak langsung bahwa manusia primitif telah mengamati perilaku hewan sejak 40.000 tahun yang lalu. Contoh Lukisan pada gua yang menggambarkan penggembalaan, migrasi hewan, predator.
Penelitian Darwin tentang evolusi sangatlah memberikan efek fundamental terhadap terbentuknya ilmu perilaku hewan. Penelitian tentang burung finch di kepulauan Galapagos menyimpulkan bahwa perilaku hewan digunakan untuk adaptasi terhadap lingkungan.
Perilaku hewan modern berasal dari suatu penelitian lapangan yang dikenal pada tahun 1930 an oleh para naturalis yang mencoba berbagai macam hewan berperilaku pada habitatnya. Tokoh yang paling terkenal adalah Karl von Frisch (perilaku lebah), Konrad Lorenz (perilaku imprinting pada angsa) dan Niko Tinbergen yang sama memenangkan Nobel pada tahun 1973.
Pendekatan Ilmu Tingkah Laku Hewan
Dalam mempelajari tingkah laku hewan diperlukan
pendekatan :
a. Fisiologi
Mempelajari animal
behavior berdasarkan sistem syaraf yang mempengaruhinya.
Misal :
1. Unit Neuron mempengaruhi beberapa pola tingkah
laku.
2. Pembuatan sarang oleh Ploceus
phillippinus (burung tampuo).
3. Pengasuhan anak oleh Manusia (Homo sapiens),
Orangutan (Pongo pygmaeus), dll.
b. Psikologi
Mempelajari mekanisme
tingkah laku yang lebih ditekankan pada tingkah laku itu
dengan mempelajari faktor-faktor penyebab dan sejarah yang mempengaruhi
perkembangan dan penampilan tingkah laku tersebut.
Contoh:
1.Pemberian musik
menyebabkan perubahan perilaku burung.
2.Seekor mencit
menemukan tombol pintu yang didalamnya ada makanan.
Faktor Penentu Tingkah Laku Hewan
Tingkah Laku pada Hewan terjadi karena 2 faktor
yaitu :
1. Faktor Internal
a. Genetik
b. Faktor kimia tubuh
c. Fisiologi
d. Anatomi
2.Faktor Eksternal
a. Lingkungan Abiotik
b. Lingkungan Biotik
c. Manusia
Macam-Macam Tingkah Laku Hewan
Dalam klasifikasinya, tingkah laku hewan dapat
dikategorikan menjadi 2, yang didasarkan pada bagaimana tingkah laku itu
terbentuk atau dimiliki oleh individu atau spesies tertentu.
1. Perilaku alami
Perilaku alami adalah perilaku yang diperoleh
tidak melalui proses pembelajaran (dipengaruhi oleh gen dan interaksinya dengan
lingkungan)
a. Innate
Merupakan perilaku atau
suatu potensi terjadinya perilaku yang telah ada di dalam suatu individu.
Perilaku yang timbul karena bawaan lahir berkembang secara tepat atau pasti.
Perilaku ini tidak perlu adanya pengalaman atau memerlukan proses belajar dan
sering kali terjadi pada saat baru lahir dan perilaku ini bersifat genetis
(diturunkan).
Contoh : Tukik dapat menuju laut tanpa pemandu
b.Insting
Insting adalah perilaku “innate
classic” yang sulit dijelaskan, walaupun demikian, terdapat beberapa
perilaku instink yang merupakan hasil pengalaman, belajar dan ada pula yang
merupakan factor keturunan. Semua makhluk hidup memiliki beberapa insting
dasar.
Contoh
Pembuatan sarang burung
manyar, burung tersebut akan membuat sarang yang sama persis meskipun belum
pernah melihatnya.
Gambar burung manyar membuat sarang |
Pada pembuatan sarang laba-laba diperlukan
serangkaian aksi yang kompleks, tetapi bentuk akhir sarangnya seluruhnya
bergantung pada nalurinya. Dan bentuk sarang ini adalah khas untuk setiap
spesies, walaupun sebelumnya tidak pernah dihadapkan pada pola khusus tersebut.
c. Pola Aksi Tetap (FAPs
= Fixed Action Paterns)
FAP adalah suatu
perilaku stereotipik (umum) yang disebabkan adanya stimulus yang spesifik.
Contohnya
Saat anak burung baru
menetas akan selalu membuka mulutnya, kemudian induknya akan menaruh makanan di
dalam mulut anak burung tersebut.
Gambar induk burung memberi makan anaknya |
Anak bebek yang baru
menetas akan masuk ke dalam air. Perilaku ini telah “diprogramkan sebelumnya”,
dengan kata lain, tidak diperlukan proses belajar. Induk burung tidak perlu
belajar memberikan makanan kepada anaknya yang beru menetas, anak bebek tidak
perlu belajar berenang.
Ritual perkawinan,
mempertontonkan keindahan (kejantanan) untuk menguasai suatu area (teritori).
2. Perilaku yang didapatkan akibat
pembelajaran
Perilaku yang diperoleh berdasarkan pengalaman
atau serangkaian proses pembelajaran oleh dirinya sendiri, berdasarkan individu
lain, sesama spesies atau spesies lain, atau dari manusia)
a. Habituasi
Habituasi adalah suatu
bentuk belajar yang paling sederhana, akan terjadi jika stimulus yang tidak
berbahaya didapat oleh organisme (hewan) secara berulang. Habitusi akan
dihasilkan setelah organisme (hewan) belajar, sehingga akan kehilangan respons
bila stimulus dilakukan berulang-ulang dan tidak membahayakan dirinya.
Contoh :
Ketika serigala
mendengar sesuatu yang aneh maka dia akan mengeluarkan suara (crywolf) tetapi
lama - kelamaan dia akan berhenti bersuara ketika dia menganggap suara - suara
tersebut tidak berbahaya baginya.
Ketika anda
menyentuh atau memukul secara perlahan seekor anjing pada bagian belakangnya
(ekor), maka ia akan menoleh ke belakang, bila anda memukul dengan berulang
kali, maka anjing tersebut tidak akan menghiraukannya atau tidak akan menoleh.
Akan tetapi hal menarik akan terjadi bila anda memukul perlahan dibagian lain,
atau memukul perlahan setelah beberapa hari, anjing akan memberikan respons
kembali. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa respons dasar pada prinsipnnya
tidak hilang, tetapi untuk sementara waktu termodifikasi karena belajar.
b.Imprinting
Imprinting
adalah suatu pengenalan terhadap satu objek seperti induk, hal tersebut
terjadi pada suatu periode kritis sesaat setelah lahir.
Contoh imprinting:
Sekelompok angsa yang
baru lahir anda beri makan atau angsa-angsa tersebut melihat suatu objek yang memberinya
makan, maka anak-anak angsa tersebut akan menganggap anda atau objek tersebut
sebagai induknya dan akan terus mengikuti anda atau objek. Walaupun anak-anak
angsa tersebut melihat induknya yang benar, mereka akan mengabaikannya dan
terus menganggap bahwa objek atau anda adalah induknya. Contoh tersebut
adalah hasil percobaan Konrad Lorenz yang mendapatkan hadiah Nobel karena
kajian tersebut.
Perilaku imprinting akan
terjadi pada makhluk hidup walaupun stimulus yang diterimanya bukanlah yang
alamiah. Misalnya induk burung akan memberi makan pada boneka anak burung yang
membuka mulut pada sarangnya. Anak-anak angsa akan mengikuti boneka angsa
dewasa yang diberi makan di belakangnya.
Proses belajar suatu
hewan menjadi dewasa, dalam pola perilaku mereka akan memperoleh pengaruh
dari , induk, kelompok sosial dan lingkungannya. Hal ini dikarenakan
adanya bentuk interaksi antara individu satu dengan yang lain misalnya kasih
sayang, hubungan yang erat, agresi, rasa suka, serta pengaruh. Proses ini
disebut dengan imprinting (men-cap). Imprinting dibagi menjadi 2 yaitu filial
imprinting dan sexual imprinting (O. Sears, David.
1999).
Pada peristiwa filial
imprinting, pengaruh sosial terjadi dari dua yaitu induk (orang tua) dan
keturunannya (anak). Sebagai contoh, pada beberapa burung muda akan mengikuti
induknya hanya beberapa jam saja setelah mereka menetas, dan mereka merespon
induk dengan ikatan ibu dan anak. Lingkungan yang pertama dilihat oleh burung
muda, akan menentukan cetakan (imprinting) dalam memorinya. Contoh filial imprinting pada manusia adalah bayi yang belajar berbicara dengan menirukan perkataan Orang Tua nya.
Tiap species memiliki
pola perilaku sexual yang khas bagi speciesnya masing-masing. Bagi hewan liar,
hal ini akan menyukarkan perkawinan antara berbagai
species. Namun Penelitian Cros-fostering (ibu asuh) yang dilakukan
dimana suatu individu dibesarkan oleh orang tua atau induk yang bukan species
(jenis)nya, memperlihatkan bahwa imprintingnya juga akan muncul pada awal-awal
kehidupannya. Pada kebanyakan species burung, penelitian ini memperlihatkan
bahwa burung yang perkembangannya diasuh oleh induk lain pada saat dewasa akan
memcoba kawin dengan anggota species induk yang mengasuhnya (foster species),
(Sukarsono, 2009).
c. Asosiasi atau
Pengkondisian (Associative Learning)
Definisi asosiasi atau
pengkondisian adalah perilaku yang disebabkan oleh suatu hasil dari suatu
respons terhadap kondisi-kondisi tertentu, baik kondisi tersebut diketahui atau
tidak. Kondisi penyebab prilaku tersebut dikatakan pula sebagai stimulus.
Respons adalah sesuatu yang di produksi atau dihasilkan karena adanya stimulus.
Perilaku ini dapat
dibagi menjadi:
1. Pengkondisian Klasik
(Classical Conditioning) atau Perilaku Asosiatif.
Contoh yang paling banyak
digunakan adalah hasil percobaan Ivan Pavlov (ahli fisiologi perilaku dari Rusia) yang menggunakan bel untuk anjing.
Bila bel berbunyi, anjing tersebut diberi makan, sebelum menyantap makanannya,
anjing tersebut mengeluarkan saliva. Beberapa saat setelah itu, walaupun tidak
ada makanan, sesaat setelah mendengar bunyi bel yang sama, anjing tersebut
tetap mengeluarkan salivanya.
2. Pengkondisian Operant (Operant Conditioning)
Berbagai jenis hewan
dapat melakukan perilaku sebagai akibat dari pengamatan dan meniru hewan
lainnya (observational learning). Perilaku tipe ini banyak dipelajari pada
burung, akan tetapi perilaku imitasi terbatas oleh suatu periode kritis
tertentu. Banyak hewan predator, termasuk kucing, anjing dan serigala
kelihatannya belajar dasar taktik berburu dengan mengamati dan menirukan
induknya. Pada beberapa kasus, factor genetis dan mencoba-coba dalam tipe
belajar ini memegang peran penting (Trial and Error Learning).
d. Inovasi atau “Problem
Solving” atau “Insight Learning
Inovasi atau disebut
juga “reasoning” adalah suatu kemampuan untuk merespons sesuatu terhadap
keadaan baru dan dilakukan dengan tepat. Perilaku tipe ini terjadi pada proses
belajar dan merupakan perilaku yang memiliki kualitas tinggi pada organisme
(hewan). Perilaku ini berhubungan dengan kemampuan organisme (hewan) untuk
melakukan pendekatan terhadap suatu situasi yang baru dan dapat menyelesaikan
masalah yang terjadi. Intinya, setiap organisme (hewan dan juga manusia) dapat
memiliki perilaku tertentu atau bertindak untuk melakukan sesuatu
dengan alasan tertentu atau berfikir. Subjek dari inovasi adalah penyelesaian
masalah, sehingga tipe perilaku ini sering pula diberi istilah “problem
solving”.
Gambar monyet mencoba memecah biji |
Comments
Post a Comment