Pautan Gen
PAUTAN GEN
Bila
ada gen yang mengendalikan dua sifat yang beda pada kromosom yang sama, dengan
lokus yang berdekatan gen-gen tersebut cenderung tidak dapat memisahkan diri.
Gen yang berada pada kromosom yang sama cenderung diwariskan bersama pada
persilangan genetik (diteruskan sebagai 1 unit). Gen-gen tersebut disebut gen gen terpaut/linkage.
Pautan
genetik dapat juga diartikan sebagai kecenderungan gen/alel pada dua kromosom
atau lebih lokus dalam satu kromosom yang sama (kromatid) untuk bersegregasi bersama-sama.
Pada
pembelahan secara meiosis (fase anaphase II) kromatid akan terpisah dari sister
kromatidnya. Alel-alel yang terletak pada kromatid yang sama akan
cenderung bersegregasi bersama.
Segregasi bersama ini terjadi karena adanya pautan gen pada alel tersebut.
Gen
Linkage sebenarnya menguntungkan jika gen nya adalah gen unggul. Namun secara
genetis dan dalam keanekaragaman makhluk hidup linkage dapat mengurangi variasi
atau keanekaragaman karena hasilnya sama dengan gamet terbentuk lebih sedikit,
tidak sesuai hukum Mendel.
Pautan
genetik dapat dipatahkan oleh peristiwa pindah silang (crossing ove) yang
terjadi pada tahap prpfase I dalam meiosis. Semakin dekat posisi dua lokus,
semakin rendah frekuensi pindah silangnya. Peristiwa pindah silang menjamin
terjaganya variasi maksimum pada keturunan.
Ratio
Harapan Gen-Gen Terpaut
Misal
dalam suatu genotip AaBb mengalami pautan antar gen domiinan dan antar gen
resesif makan A dan B terdapat dalam satu kromosom yang sama, sedangkan a dan b
terdapat pada kromosom homolognya. BIla terjadi pembelahan meiosis maka gamet
dapat terbentuk adalah dua macam yaitu AB da nab.
Jenis
pautan
Pautan
gen dibagi atas dua yaiu sebagai berikut ;
1.Pautan
Sempurna/Pautan Penuh
Misalnya
pada AaBb terpaut sempurna maka kemungkinan terbentuknya gen nya adalah Ab da
nab. Jika dilakukan testcross (uji silang dengan individu homozigot resesif)
maka fenotipe yang muncul dari persilangan tersebut hanya dua dengan
perbandingan adalah 1:1 berbeda dengan persilangan dua sifat beda menurut hokum
Mendel, hasil test cross dari individu heterozigot akan menghasilkan emoat
macam fenotip dengan perbandingan 1:1:1:1.
Kondisi
ini menunjukkan bahwa gen A-b dan a-b bukan terletak pada kromosom yang berbeda
tapi pada kromosom yang sama artinya mereka berangkai/berpautan.
Gen
itu ridak mengalami hokum II Mendel mengenai pasangan secara bebas yang
mestinya membentuk 4 macam gamet Aa,AB,aB da nab, tetapi hanya dua gamet AB da
nab saja berdaserkan posisi masing-masing gen di tiap kromosom,
Dengan
demikian pada hasil percobaan persilangan antara individu AaBb x AaBb tidak
dihasilkan rasio fenotip 9:3:3:1 seperti hokum mendel melainkan 3:1 karena
hanya ada dua macam pasangan alel (AB da nab).
Pada
dasarnya testcross bertujuan untuk mengetahui apakah turunan F1 tersebut
bergenotip homozigot atau heterozigot. Hasil yang menunjukkan macam-macam
fenotip dengan proporsi yang sama menunjukkan bahwa individu yang diuji silang
merupakan heterozigot. Jika hasil menunjukkan 100 % berfentoip maka sama akan
individu yang diuji bergenotip homozigot.
2.
Pautan Tak Sempurna /Pautan Sebagian
Dalam
peristiwa ini, pada F2 dihasilkan empat macam fenotip seperti pada persilangan
pada umumnya. Namun ratio fenotip yang dihasilkan tidak berupa 9:3;3:1 tetapi
bervariasi pada setiap pasangan alel.
Terjadinya
pautan sebagian ini disebabkan segmen kromosom dari satu kromosom dengan
kromosom pasangannya (pindah silang/crossing over)
Pada
pautan tak sempurna selalu ditemukan dua kelompok turunan yang membawa sifat
rekombinasi dari kedua sifat induk, disebut juga kelompok rekombina, dimana
proporsi masing-masing kelompok rekombinan tersebut lebih besar 1 % hingga 25
%.
Pindah
Silang (Crossing Over)
Misalkan
individu bergenotip AaaBb mengalami pindah silang saat pembelahan meisosis akan
diperoleh gamet sebanyak empat macam yaitu AB, dan aB.
Hasil
dari pindah silang yang akan terbentuk dari pautan tak sempurna yaitu
1.Komibinasi
Parental (KP)
Dua
yang pertama (homogamet) disebut kombinasi parental (KP) merupakan hasil
pautan.
2.Kombinasi
Rekombinan (RK)
Dua
yang terakhir (heterogamete) disebut kombinasi baru (KB) atau heterogamete disebut
kombinasi baru (KB) atau rekombinan (RK) yang merupakan hasil peristiwa pindah
silang.
Cara
mengetahui adanya pautan gen
Ada
beberapa cara untuk mengetahui adanya pautan antara sejumlah gen .
1.Menghitung
ratio F2
Bila
hasil rsio fenotipF2 tidak sesuai dengan perbandingan 9:3:3:1 berarti terjadi
peristiwa pautan antara gen, tidak terjadi peristiwa pemisahan bebas dan
penggabungan bebas seperti hokum Mendal.
2>Melakukan
testcross
Test
cross antara individu bergenotip tidak diketahui dengan individu homozigot
resesif pada semua gen yang terlibat. Bila diadakan testcross maka seharusnya
turunsn yang dihasilkan dari testcross maka seharusnya turunan yang dihasilkan
dari testcross akan menunjukkan rasio fenotip 1:1;1:1 bagi keempat kemungkina
pasangan fenotip.
Nilai
koefisien rekombinasi dapat dihitung dengan membandingkan banyak individu tipe
rekombinan terhadap keseluruhan tipe individu sebagai berikur :
r=
E tipe rekombinan + tipe rekombinan 2
E
total individu
Contoh
Linkage
Pada
jagung biji berwarna C dominan terhadap tidak berwarna c. Bii tidak keriput S
dominan terhadap biji keriput. Jagung yang mempunyai biji berwarna dan tidak
berkeriput (CCSS) disilangkan dengan varietas yang bijinya tidak berwarna dan
keriput (ccss). F1 nya (CcSs ) diuji silang menghasilkan F2 nya adalah :\
Berwarna
tidak keriput : 4.032 batang
Tidak
berwarna keriput ; 4.035 batang
Berwarna
keripur : 149 batang
Tidak
berwarna, tidak keriput :
152 batang.
CCSS
x ccss biji berwarna dan tidak keriput dan bijinya tidak berwarna dan keriput
Cross
F1 (dominan heterozigot) terhadap individu resesif homozigot pada persilangan
dihibrid mendel menghasilkan perbandingan fenotip 1:1:1: (25%:25%:25%:25%)
Tetapi pada gen terpaut (terpaut tak sempurna pada persilangan jagung (karakter berwarna dan tak keriput), kita mendapatkan. Pada tautan tak sempurna selalu ditemukan 2 kelompok turunan yang membawa sifat rekomni
Comments
Post a Comment