Laporan Identifikasi Fungi di Desa Pajar Bulan Kabupaten Seluma



                                                                            BAB I

                                                                    PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik hetrotrof  yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang , khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergilirian keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak). 

Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara : membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces. Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah. Ilmu  yang mempelajari fungi disebut mikologi (dari akar kata Yunani μυκες, "lendir", dan λογοσ, "pengetahuan", "lambang").

Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.

1.2. Tujuan

Untuk mengetahui jenis-jenis jamur yang terdapat di kawasan Desa Pajar Bulan, Kabupaten Seluma.

1.3. Manfaat

Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang jenis-jenis jamur yang terdapat di kawasan desa Pajar Bulan Kabupaten Seluma dan untuk memberikan informasi mengenai jenis-jenis jamur yang dapat dikonsumsi dan yang berbahaya untuk dikonsumsi.

                                                                     

                                                       BAB II

                                            TINJAUAN PUSTAKA

Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum jamur. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya. Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generatif (Anonim,2000).

1. Sejarah Taksonomi Jamur

Jamur dulu dikelompokkan sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, jamur dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda. Jamur bukan autotrof seperti tumbuhan melainkan heterotrof sehingga lebih dekat ke hewan. Usaha menyatukan jamur dengan hewan pada golongan yang sama juga gagal karena jamur mencerna makanannya di luar tubuh (eksternal), tidak seperti hewan yang mencerna secara internal. Selain itu, sel-sel jamur berdinding sel yang tersusun dari kitin, tidak seperti sel hewan.

2. Struktur Tubuh.

Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.

 
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.

Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.

Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.

3. Cara makan dan Habitat Jamur

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat,  protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. 

Sebagai makhluk heterotrof,  jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.

  • Parasit obligat

Parasit obligat adalah sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,  sedangkan di    luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).

  • Parasit fakultatif

Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.

  • Saprofit
Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik. Jamur saprofit    menyerap makanannya dari organisme yang telahmati seperti kayu tumbang dan buah    jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan-bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.

Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.

4. Pertumbuhan dan Reproduksi

Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.

Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.

5. Peranan Jamur

Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan maupun yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara lain sebagai berikut.

  1. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein tinggi.
  2. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam pembuatan tempe dan oncom.
  3. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri  keju, roti, dan bir.
  4. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
  5. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.

Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut.

  1. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit rebah semai.
  2. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman kentang.
  3. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
  4. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
  5. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru  manusia.
  6. Candida sp  penyebab keputihan dan sariawan pada manusia (Anonym. 2000).

Jamur dibagi menjadi 6 Divisi 

1. MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)

Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana. Jamur ini memiliki fase hidup sebagai berikut :
  • Fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut Plasmodium.
  • Fase tubuh buah.
  • Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang disebut myxoflagelata. Contoh spesies : Physarum polycephalum.
2. OOMYCOTINA
  • Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan mengandung banyak inti.
  • Reproduksi:
Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan sporangium dan konidia.
Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
 
Contoh spesies :

  • Saprolegnia sp : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga 
  • Darat maupun serangga air.
  • Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang.

  1. ZYGOMYCOTINA
    • Tubuh multiseluler.
    • Habitat umumnya di darat sebagai saprofit.
    • Hifa tidak bersekat.
    • Reproduksi:
    • Vegetatif : dengan spora.
    • Generatif : dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan
      menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.

                Contoh spesies:
                a. Mucor mucedo : biasa hidup di kotoran ternak dan roti.
                b. Rhizopus oligosporus : jamur tempe.

  1. ASCOMYCOTINA
    • Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler.
    • Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak.
    • Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak).
    • Reproduksi:
    • Vegetatif : pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas, pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia.
    • Generatif : membentuk askus yang menghasilkan askospora.

                      Contohspesies:

                    1. Sacharomyces cerevisae :

  • Sehari-hari dikenal sebagai ragi. 
  • Berguna untuk membuat bir, roti maupun alkohol.
  • Mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan proses fermentasi. Neurospora sitophila : jamur oncom Peniciliium nojajum dan penicillium chrysogenum penghasil antibiotica penisilinPenicillium camemberti dan Penicillium roqueforti berguna untuk mengharumkan keju. Aspergillus oryzae untuk membuat sake dan kecap. Aspergillus flavus menghasilkan racun aflatoksin , hidup pada biji-bijian. Flatoksin salah satu penyebab kanker hati.

           5. BASIDIOMYCOTINA

Divisi Basidiomycotina adalah takson dengan Kingdom Jamur yang termasuk spesies yang memproduksi spora dalam bentuk kubus yang disebut basidium. Secara esensial grup Ascomycota, mempunya 22,300 spesies. Basidiomycotina dibagi menjadi.Homobasidimycotina (jamur yang sebenarnya); dan (Heterobasidiomycet) Basidimycotina dapat dibagi lagi menjadi 3 kelas, Hymenomycotina (Hymenomycetes), Ustilaginomycotina (Ustilaginomycetes), dan Teliomycotina (Urediniomycetes).

Basidimycotina mempunyai bentuk uniseluler dan multiseluler dan dapat bereproduksi secara generatif dan vegetatif. Habitat mereka ada di terrestrial dan akuatik dan bisa dikarakteristikan dengan melihat basidia, mempunyai dikaryon.

Basidiomycetes mempunyai sistem reproduksi yang aneh. Kebanyakan merupakan heterotolik, tapi dengan bipolar atau tetrapolar sistem kawin. Biasanya, somatogami (hyphogami) dilakukan.

Kebanyakan Basidiomycetes hidup sebagai dikariotik, miselium, dengan karyogami dan meiosis terjadi di basidium. Berikut contoh diploid daur hidup: genus Xerula kadang ditemukan memproduksi klon diploid sebagai spora, dan Armillaria, patogen hutan biasa, mempunyai miselium yang diploid, dimana karyogami mengikuti plasmogami. Spora vegetatif (konidia) juga ditemukan di basidiomycetes (Anonim, 2009).

Contoh spesies:

  • Volvariella volvacea : jamur merang, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan

2. Auricularia polytricha : jamur kuping, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan

3. Exobasidium vexans : parasit pada pohon teh penyebab penyakit cacar daun teh atau blister blight. 

4. Amanita muscaria dan Amanita phalloides: jamur beracun, habitat di daerah subtropis.

5. Ustilago maydis : jamur api, parasit pada jagung.

6. Puccinia graminis :  jamur karat, parasit pada gandum

            6. DEUTEROMYCOTINA

                Nama lainnya Jamur Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian karena                        pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara generatif. Contoh :                 Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan Monilia                                sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus                                namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam Ascomycotina.

                Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh jamur dari                            golongan ini, misalnya :Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki atlit,                        Microsporum sp., Trichophyton sp. penyebab penyakit kurap.

                                                                        BAB III

                                                                   METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

  • Gunting
  • Cutter
  • Botol selai
  • Parang
  • Plastic
  • Alkohol
  • Spesimen jamur yang terdapat di kawasan sengkuang
  • Pustaka mengenai jamur

3.2. Cara Kerja

  • Spesimen diambil dengan menyusuri area hutan di kawasan sengkuang.
  • Spesimen dikumpulkan ke dalam botol selai dan tidak dicampur dengan spesimen yang lain dan diberi alkohol.
  • Setiap spesimen yang didapatkan di catat ke dalam tabel karakteristik.
  • Spesimen diidentifikasi dengan panduan pustaka mengenai jamur.

                                                                    BAB IV

                                                    HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Dari hasil praktikum lapangan di sengkuang didapatkan beberapa spesies jamur, yakni sebagai berikut:

No

Spesies

Jumlah Jamur yang ditemukan

1.

Stereum

1

2.

Ganoderma sp

2

3.

Auricularia sp

3

4.

Cantharellus sp

1

5.

Tremella sp

3

6.

Calocera fuscea

3

   

No

Pengamatan

Spesies

Stereum sp

Trametes sp

Cantharellus sp

1.

Habitat

kayu

Kayu

Tanah

2.

Tudung

     
 

a. Warna tudung

Kecoklatan

kecoklatan

Coklat

 

b. Pinggir tudung

kecoklatan

coklat

Berombak (eroded)

 

c. Diameter tudung

7 cm

3 cm

10,5 cm

 

d. Tinggi tudung

5 cm

2 cm

10 cm

 

e. Bentuk atas tudung

   

Funnel

 

f. Warna zona lingkaran

Kuning kecoklatan

   
 

g. Aksesoris tambahan

     

3.

Tangkai

     
 

a. Warna tangkai

kuning

 

Coklat

 

b. Model bentuk tangkai

compresed

   
 

· Tinggi tangkai

   

5,8 cm

 

· Diameter tangkai

   

1,1 cm

 

· Diameter dari model tangkai yang berbeda

     
 

ü Diameter atas

     
 

ü Diameter bawah

     
 

c. Bentuk bawah tangkai

     

4.

Pori

     
 

a. Ada tidaknya pori

tidak

Ada

 
 

b. Bentuk pori

 

Rapat

 

5.

Bilah

     
 

a. Ada tidaknya bilah

   

Ada

 

b. Bentuk bilah

   

Closed

 

c. Alat tambahan pada bilah

     
 

d. Kerapatan bilah

   

Agak rapat

 

e. Pinggir bilah

   

Funnel

 

f. Kedalaman bilah

   

Agak dalam

6.

Mempunyai volva atau tidak

     

7.

Mempunyai cincin atau tidak

     

8.

Spora

     
 

a. Warna spora

     
 

b. Bentuk spora

     
 

c. Tinggi spora

     
 

d. Diameter spora

     

9.

Cara menempel pada subtrat

Saprophyt

 

Saprophyt

         

No

Pengamatan

Spesies

Ganoderma sp

Calocera fuscae

Tremella sp

1.

Habitat

Subtrat kayu

Kayu

Kayu

2.

Tudung

     
 

a. Warna tudung

Coklat

 

jelly

 

b. Pinggir tudung

Bergerigi

   
 

c. Diameter tudung

5,1 cm

   
 

d. Tinggi tudung

3 cm

   
 

e. Bentuk atas tudung

     
 

f. Warna zona lingkaran

Putih dan coklat

   
 

g. Aksesoris tambahan

 

Tudung seperti jarum

 

3.

Tangkai

     
 

a. Warna tangkai

   

putih

 

b. Model bentuk tangkai

   

jelly

 

· Tinggi tangkai

     
 

· Diameter tangkai

     
 

· Diameter dari model tangkai yang berbeda

     
 

ü Diameter atas

     
 

ü Diameter bawah

     
 

c. Bentuk bawah tangkai

     

4.

Pori

     
 

a. Ada tidaknya pori

Ada

tidak

tidak

 

b. Bentuk pori

Rapat

   

5.

Bilah

     
 

a. Ada tidaknya bilah

     
 

b. Bentuk bilah

     
 

c. Alat tambahan pada bilah

     
 

d. Kerapatan bilah

     
 

e. Pinggir bilah

     
 

f. Kedalaman bilah

     

6.

Mempunyai volva atau tidak

     

7.

Mempunyai cincin atau tidak

     

8.

Spora

     
 

a. Warna spora

     
 

b. Bentuk spora

     
 

c. Tinggi spora

     
 

d. Diameter spora

     

9.

Cara menempel pada subtrat

Conchate

Conchate

Conchate

No

Pengamatan

Spesies

Ganoderma sp

Auricularia sp

1.

Habitat

Subtrat kayu

Subtrat kayu

2.

Tudung

   
 

a. Warna tudung

Coklat

Coklat muda

 

b. Pinggir tudung

Berombak

Berombak (eroded)

 

c. Diameter tudung

4,5cm

3,2 cm

 

d. Tinggi tudung

4 cm

2 cm

 

e. Bentuk atas tudung

   
 

f. Warna zona lingkaran

Coklat muda dan tua

Coklat kehitaman

 

g. Aksesoris tambahan

   

3.

Tangkai

   
 

a. Warna tangkai

   
 

b. Model bentuk tangkai

   
 

· Tinggi tangkai

   
 

· Diameter tangkai

   
 

· Diameter dari model tangkai yang berbeda

   
 

ü Diameter atas

   
 

ü Diameter bawah

   
 

c. Bentuk bawah tangkai

   

4.

Pori

   
 

a. Ada tidaknya pori

Ada

Ada

 

b. Bentuk pori

Rapat

Jarang

5.

Bilah

   
 

a. Ada tidaknya bilah

   
 

b. Bentuk bilah

   
 

c. Alat tambahan pada bilah

   
 

d. Kerapatan bilah

   
 

e. Pinggir bilah

   
 

f. Kedalaman bilah

   

6.

Mempunyai volva atau tidak

   

7.

Mempunyai cincin atau tidak

   

8.

Spora

   
 

a. Warna spora

   
 

b. Bentuk spora

   
 

c. Tinggi spora

   
 

d. Diameter spora

   

9.

Cara menempel pada subtrat

Spathulate

Conchate

4.2. Pembahasan

  1. Stereum sp

           Deskripsi:

           Habitat di kayu lapuk, warna tudung kecoklatan, pinggir tudung putih kecoklatan,                        diameter tudung 2, 3 cm, tinggi tudung 1, 3 cm, warna zona lingkaran putih kecoklatan,                terdapat pori dan bentuk pori rapat.

  1. Ganodermasp

           Kingdom : Jamur

           Phylum : Basidiomycota

           Class : Agaricomycetes

           Order : Polyporales

           Family : Ganodermataceae

           Genus : Ganoderma

           Species : Ganoderma sp

Deskripsi :

Ganoderma adalah jamur poliporus yang banyak dijumpai tumbuh di dalam vegetasi berkayu, yaitu pada tonggak-tonggak berbagai jenis kayu dan sebagian pada batang-batang kayu pohon hidup. Jamur ini dideskripsikan pertama kali oleh Karsten (1881) dengan G. Lucidun (W. Curt. Fr.) sebagai satu-satunya jenis. Murill (1908), yang mendasarkan taksonominya pada spesifikasi inang distribusi geografi, dan morfologi luar tubuh buah, menyebutkan terdapat tujuh jenis Ganoderma yang hidup di daerah iklim sedang, yaitu Ganodermatsugae, Ganodermasessile, Ganodermazonatum, Ganodermaulcatum, Ganodermaoregonense, Ganodermasequolae dan Ganodermanevadense. Turner (1981) melaporkan bahwa paling sedikit terdapat 15 species Ganoderma di berbagai tempat di dunia,yang menyebabkan penyakit busuk pangkal batang. Sampai saat ini telah ditemukan lebih dari 250 jenis dan marga Ganoderma di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut masih ada yang tumpang tindih (hanya sinonimnya), sehingga jumlah sebenarnya kurang dari 250 (Susanto, 1998). Walaupun jenis-jenisnya belum dikenali secara tepat, jamur Ganoderma diketahui sangat banyak ragam jenisnya, yang dijumpai tumbuh pada vegetasi berkayu (Sumardi dan Widyastuti S.M. 2001).

Tubuh buah jamur mula-mula tampak sebagai suatu bongkol kecil berwarna putih, kemudian berkembang menjadi berbentuk kipas tebal dengan bentuk yang sangat bervariasi. Bagian bawah tubuh berpori dan kadang-kadang tubuh buah seperti mempunyai tangkai. Seringkali banyak tubuh buah terbentuk berdekatan, saling menutupi atau sa1ing bersambungan. sehingga menjadi suatu susunan yang besar (Sumardi dan Widyastuti S.M. 2001).

Sebagai komponen dari biodiversitas, Ganoderma merupakan spesies yang sangat menarik, karena meskipun jamur ini secara taksonomis baru dikenalkan pada tahun 1881 (Karsten,1881), tetapi jamur ini telah dikenal secara luas oleh masyarakat Cina sebagai jamur penanda kebahagiaan pada abad ke VI. Kajian jamur ini telah dilakukan secara luas, baik meliputi aspek sebagai penyebab penyakit yang menimbulkan kerugian sangat besar di berbagai komoditas, maupun sebagai sumber senyawa bioaktif yang telah terbukti berkhasiat sebagai penyembuh berbagai penyakit penting pada manusia (Sumardi dan Widyastuti S.M. 2001).

Peneliti-peneliti terdahulu membuktikan bahwa kandungan tubuh buah Ganoderma adalah polisakarida (Hikino dkk.., 1989; Wang dkk., 1984), terpenoid dan asam ganoderik (Anonim 1997; Hirotani dkk., 1993; Nishitoba dIck, 984); germanium organik (Tong dkk, 1991; 1994) protein (L.iu, 1997; Terashita dkk., 1984), adenosin (Kawagishi dkk., 1993) dan serat (Anonim, 1997) (Sumardi dan Widyastuti S.M. 2001).

Menurut Sumardi dan Widyastuti S.M. (2001), kandungan miselium Ganoderma tidak sekompleks tubuh buahnya. Pada miselium Ganoderma mengandung senyawa polisakarida, germanium organik (Tong dick., 1991; 1994), vitamin dan mineral (Anonim, 1997).

Tubuh buah Ganoderma mengandung lebih dan 200 senyawa aktif yang dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu 30% senyawa larut dalam air, 65% senyawa larut dalam pelarut organik dan 5% merupakan senyawa volatil. Polisakarida dan germanium organik merupakan senyawa larut dalam air, adenosin dan terpenoid larut dalam pelarut organik, sedangkan asam ganoderat merupakan senyawa volatil. Selain itu diketahui juga bahwa Ganoderma mengandung immunopotentiator dan polisakarida yang mampu menginduksi interferon (Jong dan Birmingham, 1992; Starnets dan Chilton, 1983). Penelitian terbaru bahkan menunjukkan bahwa Ganoderma mengandung substansi anti HIV (E1-Mekkawy, 1997) dalam Sumardi dan Widyastuti S.M. 2001. 

3. Tremella sp

Deskripsi:

Warna tudung putih keruh, bentuk jamur seperti jelly, warna tangkai putih keruh, diameter tangkai 3, 2 cm, tidak terdapat bilah

4. Auricularia sp

           Kingdom : Jamur

           Phylum     :  Basidiomycota

           Class         :  Agaricomycetes

           Order         :  Auriculariales

           Family       :  Auriculariaceae

           Genus        : Auricularia

           Species      : Auricularia sp

Deskripsi :

Warna tubuh buah pada umumnya hitam atau coklat kehitaman akan tetapi adapula yang memiliki warna coklat tua. Yang paling memiliki nilai bisnis yang tinggi adalah warna coklat pada bagian atas tubuh buah dan warna hitam pada bagian bawah tubuh buah, serta ukuran tubuh buah kecil. Siklus hidup jamur kuping seperti halnya jamur tiram maupun shiitake meliputi; tubuh buah sudah tua menghasilkan spora yang berbentuk kecil, ringan dan berjumlah banyak. Selanjutnya spora tersebut jatuh pada tempat yang sesuai dengan persyaratan hisupnya seperti kayu mati atau bahan berselulosa dan dalam kondisi lembab, maka spora tersebut akan berkecambah membentuk miselia dengan tingkatan:

Ari primordial akan tumbuh dan berbentuk kuncup tubuh buahpada tingkat awal yang semakin lama semakin membesar (3-5 hari) 

Dari primordia tersebut akan tumbuh tubuh buah jamur berbentuk melebar, serta pada saat tua akan dipanen.

5. Cantharellus sp

Kingdom : Jamur

Phylum     :  Basidiomycota

Class         :  Agaricomycetes

Order         :  Cantharellales

Family       :  Cantharellaceae

Genus        : Cantharellus

Species      : Cantharellus sp

Deskripsi :

Cantharellus adalah jamur dengan genus Cantharellus. Berwarna jingga atau kuning, kenyal dan berbentuk mirip corong. Di bawah "topi", tekstur jamur terlihat bergelombang. Jamur ini berbau seperti buah aprikot dan terasa sedikit pedas, jamur ini sangat baik untuk dimakan. Riset mengatakan jamur ini memiliki sifat insektisida yang tidak mematikan bagi manusia namun dapat melindungi jamur dari serangga dan bakteri.

  1. Calocera fuscae

Deskripsi :

Tubuh buah berupa jarum, warna tubuh buah putih dengan tinggi 2 cm, habitat substrat pada kayu lapuk, tidak terlihat pori dan bilah. Hidup berkoloni.

 

                                                                        BAB V

                                                                    KESIMPULAN

  1. Jamur yang ditemukan di kawasan desa Pajar Bulan yaitu Stereum sp, Ganoderma sp, Tremella sp, Calocera Fuscea, Auricularia sp, dan Cantharellus sp.
  2. Jenis jamur yang dapat di konsumsi yaitu Ganoderma sp dan Auricularia sp
  3. Jenis jamur yang berbahaya yaitu Amanita sp

DAFTAR PUSTAKA

Adieska. 2007.  Ganoderma mushroom  http://adieska.net/en/2007/12/berbagai-spesies-jamur-yang-ditemukan-di-kawasan-tahura-bukit-barisan-berastagi-5.html 06 Mei 2009

Anonim. 2000. Ciri-Ciri Umum Jamur . http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Biologi%201.htm 06 Mei 2009

Anonim. 2009. Basidiomycota. http://id.wikipedia.org/wiki/Basidiomycota 06 Mei 2009

Anonim. 2009. Cantharellus. http://id.wikipedia.org/wiki/Cantharellus 06 Mei 2009

Anonim. 2009. Amanita. Http://Id.Wikipedia.org/wiki/Amanita 06 Mei 2009

Anonim. 2009. Pycnoporus sanguineus.  http://en.wikipedia.org/wiki/Pycnoporus_sanguineus 06 Mei 2009

Sumardi dan Widyastuti S.M. 2001. Pemanfaatan Sabut Kelapa untuk Pengembangan Budidaya Jamur Ganoderma sebagai Bahan Obat Tradisional di Daerah Sekitar Hutan. http://www.asosiasi-politeknik.or.id 06 Mei 2009

Tjirosoepomo, G. 1997. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS. Yogyakarta.


Comments

Popular posts from this blog

Materi dan Soal Ujian Kelas 6 Kurikulum Merdeka

Laporan Sel Darah Merah Manusia dan Katak

Perilaku Hewan