Makalah Karies gigi


TUGAS

MIKROBIOLOGI II

Dental Caries ( Karies Gigi )



 

 

 

 

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2016

 

KARIES GIGI

 

Karies gigi adalah suatu penyakit yang tidak kalah pentingnya dengan penyakit lain, karena karies gigi dapat mengganggu aktifitas seseorang dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Akibat yang ditimbulkan oleh karies gigi ini bermacam-macam mulai dari yang ringan sampai yang berat, oleh karena salah satu penyebab dari karies gigi adalah adanya aktifitas bakteri. Bakteri yang bersarang pada karies gigi itu bisa menembus ke pembuluh darah dan akhirnya mengumpul di jantung. Semboyan mencegah lebih baik daripada mengobati harus selalu kita ingat karena mulut adalah pintu gerbang utama masuknya segala macam benda asing ke dalam tubuh, menjaga kesehatan gigi dan mulut berarti langkah awal menjaga kesehatan tubuh. Di Indonesia penyakit gigi dan mulut yang bersumber dari karies gigi menjadi urutan tertinggi yaitu sebesar 45,68% dan termasuk dalam 10 besar penyakit yang diderita oleh masyarakat (Sugito, 2000).

Selanjutnya dari hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2004 yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan menyebutkan prevalensi karies gigi di Indonesia adalah 90,05% (Zatnika, 2010), dan dari penelitian yang dilakukan oleh Astoeti (2010) bahwa di Jakarta, 90% anak mengalami masalah gigi berlubang dan 80% menderita penyakit gusi. Angka ini diduga akan lebih parah lagi di daerah-daerah, Downer dkk. (2006) dalam International Dental Jurnal menyatakan bahwa, di banyak negara, penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit ke-4 yang paling mahal biaya penyembuhannya. Banyak sekali faktor yang dapat memicu proses terjadinya karies, yaitu faktor host (struktur gigi, saliva), diet (pola makan), Mikroorganisme dan waktu (Willet dkk., 1991; Kidd dkk., 1992; Samaranayake, 2002). Teori Miller mengatakan bahwa permulaan karies disebabkan oleh terjadinya proses dekalsifikasi substansi keras gigi karena adanya produk asam. Sebagai sumber asam adalah aktifitas bakteri yang memfermentasi karbohidrat. Dalam rongga mulut terdapat banyak jenis mikroorganisme yang merupakan flora normal, dan mikroorganisme ini hidup dalam keseimbangan dengan hospesnya (Kidd dkk, 1992; Samaranayake, 2002).

 

Bakteri sangat berperan pada proses terjadinya karies gigi dan penyakit periodontal. Banyaknya mikroorganisme tergantung pada kesehatan dan kebersihan mulut seseorang, sedangkan jenis bakterinya berbeda pada berbagai tempat dalam rongga mulut. Bakteri Streptococcus, Stafilococcus, Lactobacillus, dan bakteri bentuk filament merupakan mikroorganisme yang sering dapat diisolasi dari lesi karies yang dalam. Di antara kelompok bakteri ini ternyata streptococcus paling sering ditemukan, sehingga dikatakan bahwa bakteri ini sangat berperan pada penyakit pulpa gigi. Streptococcus yang paling sering ditemukan adalah Streptococcus mutans (Willett dkk., 1991; Sidarningsih,2000; Samaranayake, 2002; Nomura dkk., 2004).

Ada banyak cara untuk mencegah terjadinya karies gigi, sebelum melakukan tindakan kedokteran gigi, salah satu upaya adalah menciptakan lingkungan yang aseptis pada rongga mulut. Hal ini dapat dilakukan dengan berkumur memakai bahan antiseptik yang dapat menurunkan jumlah populasi flora kuman pada rongga mulut (Ford, 1993; Forrest, 1995; Laksminingsih, 2000; Soeherwin dkk., 2000).

Obat kumur yang tersedia di pasaran saat ini sangat banyak macamnya dan kesemuanya memiliki keunggulan dan kekurangan yang bervariasi, misalnya mempunyai efek samping berupa diskolorasi gigi dan lidah, gangguan pengecapan setiap kali setelah kumur, tidak semua masyarakat dapat dengan mudah memperoleh obat kumur di samping harganya yang relatif mahal. Oleh karena itu bahan tradisional yang murah, mudah didapat dan tidak ada efek sampingnya merupakan salah satu hal yang menarik untuk dijadikan alternatif.

Kumur-kumur dengan menggunakan larutan garam faal steril (NaCL) 0,9% dapat menurunkan jumlah bakteri sebanyak 35% pada suatu populasi, hal ini didapatkan melalui percobaan yang dilakukan oleh Muthalib dan Mangundjaya pada tahun 1975. Percobaan melalui uji ketahanan terhadap natrium klorida pada 211 strain Enterococcus dan 68 strain D-Streptococcus hasil isolasi dari laboratorium klinik yang bertujuan membedakan antara Enterococcus dan Dstreptococcus dalam usus manusia, ternyata D-Streptococcus tidak tumbuh dalam media agar Brain Heart Infusion (BHI) yang ditambah dekstrosa dan garam NaCl 6,5%, sedangkan Enterococcus dapat bertahan hidup

Sedangkan garam dapur adalah istilah umum bagi senyawa kimia bernama Natrium Klorida (NaCl). Beberapa literatur menerangkan tentang khasiat anti bakteri suatu larutan garam, bahwa kebanyakan aktivitasnya berdasarkan atas perubahan tekanan osmotik yang mengakibatkan gangguan dan kematian sel bakteri (Wolinsky dan Lott, 1986; Anonim, 201). Laporan penelitian Ryder dkk. (1983) memperoleh hasil bahwa larutan garam hipertonus 1,0-2,0 M NaCl atau 0,15-1,0 M NaHCO3 dapat menyebabkan kematian sel-sel bakteri sub gingiva spesies Bacteroides melaninogenicus, Actinomyces actinomycetemcomitans dan Fusobacterium nucleatum.

Garam dapur beriodium merupakan garam konsumsi atau garam dapur biasa yang diberi tambahan senyawa iodium dan biasanya dalam ikatan senyawa kalium iodat /KIO3 (Winarno, 1992). Dijelaskan juga bahwa iodium efektif sebagai pembasmi bakteri (germisida), pada perbandingan 1:20.000 dalam larutan iodium mampu membunuh bakteri dalam waktu 1 menit dan membunuh spora dalam waktu 15 menit, di samping mempunyai sifat bakterisida dan sporasida juga merupakan fungisida, protozoasida, cystisida dan virusida yang bekerja efektif terhadap bakteri gram-positif dan gram-negatif (Soeherwin dkk., 2000).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Ford, P. 1993. Restorasi Gigi. Alih Bahasa : Narlan Sumawinata. Judul asli : The Restoration of Teeth (1992). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Kidd,  A.M.,   Joyston.,   Bechal,   S.   1992.   Dasar-Dasar   Karies   Penyakit   dan Penanggulangannya, Penerjemah : Narlan Sumawinata, EGC, Jakarta.

Soeherwin, M., Rini, K.N., Selwy, L., Eva, F., dan Mutya. 2000. Pengaruh Obat Kumur Khlorheksidin Terhadap Populasi Kuman Streptococcus Mutans Di Dalam Air Liur, disajikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan, Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia, Cabang Bali Denpasar 27-28 Juni 2000

Sugito,S.F.2000.Peranan Teh dalam Mencegah Terjadinya Karies Gigi. Dalam Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Volume 7. Edisi Khusus. Jakarta: FKG Universitas Indonesia.

Willett, N.P., White, R.R., and Rosen, W. 1991. Essential Dental Microbiology, International Edition, page 157, 327-328, 346-347, 355.

Zatnika Iis. 2010. 89% Anak Derita Penyakit Gigi dan Mulut. Available from : http://www.pdgi-online.com. (Acces tgl 25 Oktober 2010).

 

 

 


Comments

Popular posts from this blog

Materi dan Soal Ujian Kelas 6 Kurikulum Merdeka

Laporan Sel Darah Merah Manusia dan Katak

Perilaku Hewan