Proses resistensi bakteri terhadap obat

        Proses terjadinya resisten obat pada bakteri

Terjadinya proses resisten obat pada bakteri disebabkan ketidakmampuan obat dalam menangkal bakteri tersebut. Resistensi mengakibatkan bakteri tahan terhadap pengaruh obat dikarenakan gen yang telah berubah dan peningkatan imunitas dari bakteri tersebut. 

Resistensi obat terjadi dengan bentuk dan mekanisme yang beragam dan kompleks. Resistensi obat dapat dibagi menjadi tiga bentuk yaitu:
  1. Resistensi alamiah merupakan semua bakteri dengan jenis yang sama tidak peka terhadap suatu antimikroba. Contohnya bakteri gram negatif tidak peka terhadap benzilpenisilin.
  2. Resistensi kromosom dapatan ini merupakan terjadi seleksi mutan yang resisten dari kelompok jenis bakteri yang awalnya peka terhadap antimikroba bersangkutan, dan antimikroba akan menseleksi mikroba yang resisten secara spontan. Bentuk resisten ini dibagi menjadi mutasi satu tahap (resisten yang terjadi relatif cepat, yaitu telah mengalami kontak satu kali sampai empat kali dengan antimikroba) dan mutasi beberapa tahap (resisten yang terjadi lambat dan bertahap).
  3. Resistensi ekstrakromosom yang dipindahkan yaitu pemindahan faktor resisten dari sel mikroba yang satu ke mikroba yang lainnya. Faktor ini disebut dengan plasmid resistensi dan merupakan molekul DNA berbentuk cincin yang disepanjangnya mempunyai satu atau lebih gen resisten yang mempunyai faktor transfer resisten yang berperan membawa informasi genetik ke sel lain
Bakteri dapat resisten terhadap obat melalui empat mekanisme, yaitu:
  1. Obat tidak dapat mencapai tempat kerjanya didalam sel bakteri contohnya pada mikroba gram negatif dengan molekul antimikroba yang berukuran kecil dan polar dapat menembus dinding luar dan masuk ke dalam sel melalui lubang-lubang kecil yang disebut porin.
  2. Aktifitas efflux  mengakibatkan pemompaan antimikroba kembali kerunag periplasmik(seperti tetrasiklin pompa IEFFLUX i pada Enterobacteriaceae).
  3. Inaktifasi obat (modifikasi antimikroba)  yaitu mikroba mampu membuat enzim yang dapat merusak antimikroba. Contoh ini sering terjadi pada golongan aminoglikosida dan beta laktam.
  4. Mikroba mengubah ikatan penyebaran resisten ini terjadi dengan cara diturunkan ke generasi berikutnya atau disebarkan ke mikroba yang lainnya.
Berdasarkan cara pemindahannya resistensi dibagi menjadi empat cara, yaitu:
  1. Mutasi terjadi akibat perubahan gen mikroba yang mengubah binding site antimikroba, protein transport, protein yang mengaktifkan obat. Apabila sel tersebut dapat hidup, maka sel tersebut dapat bereplikasi dan  mentransmisikan sifat-sifat pada sel anak sehingga muncul strain yang resisten.
  2. Transduksi keadaan dimana bakteri menjadi resisten karena mendapat DNA dari mikroba lain yang memiliki gen resisten terhadap antimikroba tertentu. Contohnya Staphylococcus aureus
  3. Transformasi terjadi transfer resistensi karena mikroba mengambil DNA bebas yang membawa sifat resisten dari sekitarnya. Contohnya terhadap Penisillin pada Pneumokokus dan Nesisseria.
  4. Konjugasi  yaitu mekanisme transfer resisten terjadi langsung antara dua mikroba dengan suatu jembatan yang disebut pilus seks.  Dibawa oleh plasmid (DNA yang bukan kromosom) yang sering terjadi pada bakteri gram negatif.

      

Comments

Popular posts from this blog

Laporan Sel Darah Merah Manusia dan Katak

Tipe Paruh Burung Berdasarkan Fungsinya beserta contohnya

Metode Penelitian Tingkah Laku Hewan