Ekosistem Padang Lamun


Padang Lamun

Di Indonesia ditemukan lamun dengan jenis 13 yang dominan dan termasuk dalam 2 famili Hydrotariceae dan Potamogetonaceae. Data terbaru dari LIPI tahun 2017, bahwa kondisi Lamun di Indonesia 80 % kurang sehat, 15 % tidak sehat dan 5 % sehat. Kawasan Jawa dan Sumatera umumnya tidak sehat dan sedang (penutupan 40 %), di daerah badian tengah (Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara) termasuk sedanf dan baik, dan dibeberapa lokasi terdapat daerah yang miskin dan rusak, kawasan dengan kondisi terbaik adalah di Biak.

Pengertian Padang Lamun

Lamun merupakan tumbuhan laut yang hidup di perairan dangkal dan merupakan tumbuhan angiospermae (Wood et al., 1969). Lamun mempunyai akar, rhizome, daun, bunga, buah dan termasuk dalam monokotil (Tomlinson, 1974). Lamun yang berkumpul banyak membentuk hamparan dinamakan dengan padang lamun. Berikut gambar morfologi lamun :

Gambar Morfologi Lamun

Karakteristik Vegetatif

Bentuk vegetative lamun dapat diperlihatkan karakter tingkat keseragaman yang tinggi dimana hamoir semua genera memiliki rhizome yang berkembang dengan baik serta bentuk daun yang memanjang (linear) atau berbentuk sangat panjang (belt), kecuali jenis Halophilia memiliki bentuk lonjong.

1. Akar

            Terdapat perbedaan morfologi dan anatomi akar yang jelas antara jenis lamun yang dapat digunakan untuk taksonomi. Akar pada beberapa spesies seperti Halophilia dan Halodule memiliki karakteristik tipis (fragile) seperti rambut dan, diameter kecil, sedangkan spesies Thallassondendron memiliki akar yang kuat dan berkayu dengan  tumbuhan darat, akar dan akar rambut lamun tidak berkembang dengan baik. Namun beberapa penelitian memperlihatkan bahwa akar dan rhizome lamun memiliki fungsi yang sama dengan tumbuhan darat.

Akar-akar halus yang tumbuh di bawah permukaan rhizoma, dan memiliki adaptasi khusus (contoh : aerenchyma, sel epidermal) terhadap lingkungan perairan. Semua akar memiliki pusat stele yang dikelilingi oleh endodermis. Stele mengandung phloem (jaringan transport nutrien) dan xylem (jaringan yang menyalurkan air) yang sangat tipis. Karena akar lamun tidak berkembang baik untuk menyalurkan air maka dapat dikatakan bahwa lamun tidak berperan penting dalam penyaluran air. Patriquin (1972) menjelaskan bahwa lamun mampu untuk menyerap nutrien dari dalam substrat (interstitial) melalui sistem akar-rhizoma. Selanjutnya, fiksasi nitrogen yang dilakukan oleh bakteri heterotropik di dalam rhizosper Halophila ovalis, Enhalus acoroides, Syringodium isoetifolium dan Thalassia hemprichii cukup tinggi lebih dari 40 mg N.m-2.day1. Koloni bakteri yang ditemukan di lamun memiliki peran yang penting dalam penyerapan nitrogen dan penyaluran nutrien oleh akar. Fiksasi nitrogen merupakan proses yang penting karena nitrogen merupakan unsur dasar yang penting dalam metabolisme untuk menyusun struktur komponen sel.

2. Rhizoma dan Batang

Semua lamun memiliki lebih dari satu atau kurang rhizome yang utamanya adalah herbaceous, walaupun pada Thallasodendrom ciliatum (percabangan simpodial) yang memiliki rhizome berkayu yang memungkinkan spesies ini hidup pada habitat karang yang bervariasi dimana spesies lain tidak bisa hidup.

3. Daun

Hal yang paling khas dari daun lamun adalah ketiadaan stomata dan kutikel yang tipis. Kutikel yang tipis menyebabkan lamun dapat menyerap nutrient langsung dari laut.

Ciri ekologis lamun menurut Den Hartog (1970) adalah sebagai berikut :

a. Hidup di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir.

b. Terdapat di dekat pohon bakau terumbu karang yang mempunyai batas terendah daerah pasang      surut.

c. Dapat tumbuh di perairan yang terlindung dan tenang, dan kedalaman sampai 30 meter.

d. Sangat tergantung pada intensitas matahari.

e. Ketika seluruh tubuh terendam, lamun dapat melakukan proses metabolisme.

f. Sistem perakaran telah berkembang dengan baik.


Taksonomi Lamun

Menurut Den Hartog (1970) dan Menez Philips  dan Calumpong (1983) adalah sebagai berikut :

Kingdom              :   Plantae

Divisi                    :   Angiospermae

Famili                    :   Potamogetonaceae

Sub famili             :   Zosteroideae

Genus                   :   Zostera

                                  Phyllospadix

                                  Heterozostera

Subfamili              :   Posidoinoceae

Genus                   :   Posidonia

Subfamili              :   Cymodoceoideae

Genus                   :   Halodule

                                  Cymodoceae

                                  Syringodium

                                  Amphibolis

                                  Thalassedondrum

Famili                    :  Hydrocharitaceae

Subfamili              :  Hydrochartariceae


Habitat Lamun                                                   

Lamun sangat melimpah di daerah sublitoral dan berada di daerah mid-interridal sampai daerah dengan kedalaman 0,5-10m. Pada daerah ugahari dengan keadaan tropis memiliki jumlah yang melimpah (Barber, 1985). Lamun dapat hidup disubstrat pasir, pasir berlumpur, lumpur lunak dan karang. Akibat dari perbedaan Habitat, bentuk pertumbuhan dari lamun berbeda-beda.

Berdasarkan karakter vegetatifnya Lamun dikelompokan menjadi 6 kategori. Adapun pengelompokannya adalah sebagai berikut :

a. Parvozosterid, dengan ciri utama berdaun panjang dan sempit. Jenis ini hidup di hampir seluruh habitat (intertidal, laut terbuka sampai estuari, dasar pasir kasar sampai lumpur yang lunak dan tempat yang cukup dalam). Contoh dari jenis lamun ini adalah Halodule dan Zostera.

b. Magnozosterid, dengan ciri berdaun panjang dan tidak lebar. Lamun jenis ini hidup di berbagai habitat, tetapi di daerah sublitoral keberadaannya terbatas. Kedalaman 10-12 m di perairan merupakan kedalaman dia dapat hidup. Akan tetapi dia hidup di tempat yang lebih dalam ketiak perairannya jernih. Contoh dari jenis lamun Magnozosterid adalah Zostera, Cymodocea, dan Thalasia.

c.Syringodiid, dengan ciri bentuk daun bulat atau seperti lidi dengan ujung runcing/subulate. Contoh jenis lamun Syringodiid adalah Syringodium.

d. Enhalid, yaitu dengan ciri daun panjand kaku seperti kulit atau berbentuk ikat pinggang. Contoh jenis lamun ini Enhalus, Posidonia dan Phyllospadix. Phyllospadix hidup sampai kedalaman 30 m, Posidonia oceania dapat ditemukan di kedalaman paling sedikit 60 m.

e. Halophilid, yaitu lamun dengan ciri berdaun elips, bulat telur, dan tombak dan tanpa saluran  udara. Contoh dari jenis lamun ini Halophilia yang dapat hidup di kedalaman 90 m.

f. Amphibolid, yaitu lamun yang memiliki percabangan simpodial. Contoh dari jenis almun ini adalah Thalasdendron, dan Heterozostera. Thalasdendron ciliatum dapat hidup di kedalaman sampai 30 m.                                                                                                 


Fungsi Lamun

Menurut Nybakken (1992), lamun memiliki fungsi ekologis sebagai berikut :

1. Sumber utama produksi primer

2. Sumber makanan dalam bentuk detritus

3. Menangkap sedimen

4. Sebagai tempat perlindungan biota laut

5. Tempat perkembangbiakan, pengasuhan, dan makanan bagi bota laut.

6. Pelindung pantai karena dapat meredam arus.

7. Meningkatkan kadar oksigen dan menurunkan kadar karbondioksida di perairan.         


Kondisi Lingkungan Perairan Ekosistem Lamun

a.Suhu

Suhu sekitar 25-35o C adalaj suhu optimum untuk lamun untuk dapat melakukan fotosintesis. Peningkatan suhu air dapat menyebabkan kematian pada lamun.

b.Salinitas

Pada umumnya lamun dapat hidup dengan salinitas 25-35 .

c.Derajat Keasaman

pH yang baik untuk pertumbuhan lamun adalah sekitar 7,8-8,5.

d.Oksigen terlarut

Oksigen terlarut di perairan dijadikan sebagai indicator kualitas air. DO yang tinggi yaitu >5 mg/l adalah ciri perairan yang baik.  

             


Comments

Popular posts from this blog

Tipe Paruh Burung Berdasarkan Fungsinya beserta contohnya

Laporan Sel Darah Merah Manusia dan Katak

Metode Penelitian Tingkah Laku Hewan