mekanisme spesiasi

MEKANISME SPESIASI 

Spesiasi adalah proses pembentukan spesies baru karena faktor-faktor tertentu. Syarat spesiasi dibagi atas 3 yaitu : 
a. Perubahan Lingkungan 
b. Relung yang kosong 
c. Keanekaragaman dalam kelompok. 


Gambar Mekanisme Proses Spesiasi

1. ISOLASI GEOGRAFI 

a. Spesiasi Simpatrik

Spesies baru yang muncul di dalam lingkungan populasi tetua, yang terjadi karena isolasi genetik. Misal, karena terjadinya perubahan struktur dan jumlah kromosom.

Apabila dua populasi yang berbeda beradaptasi pada lingkungan yang berbeda, maka masing-masing populasi akan mengakumulasi perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam kumpulan gen (perbedaan frekuensi alel dan genotip). Dalam rangkaian perbedaan adaptif gradual dari dua kumpulan gen, hambatan reproduktif di antara ke dua populasi itu bisa berevolusi secara kebetulan, sehingga membedakan populasi itu menjadi dua spesies. 

b. Spesiasi Tidak Simpatrik

1. Spesiasi Alopatrik

Spesiasi Alopatrik terjadi karena populasi yang isolasi geografis, misalnya fragmentasi habitat atau migrasi. Seleksi dibawah kondisi demikian dapat menghasilkan perubahan yang sangat cepat pada penampilan perilaku organisme. Karena seleksi dan hanyutan hanya bekerja bebas pada populasi, yang terisolasi, pemisahan pada akhirnya akan menghasilkan organisme yang tidak akan berkawin campur. Contoh : Peristiwa-peristiwa geologi, seperti terbentuknya gunung/bukit, pergeseran glasier dsb, yang dapat memisahkan organisme secara bertahap. Kekuatan hambatan geografik tergantung bagaimana kemampuan mobilitas organisme tersebut sehingga memungkinkan terjadinya perkawinan atau tidak. Contoh dari spesiasi alopatrik ini adalah hasil evolusi dari populasi burung kutilang (finches) di Kepulauan Galapagos yang terpisah dari populasi induknya di Benua Amerika bagian selatan. 

2. Spesiasi peripatrik

Terjadi ketika sebagian kecil populasi organiseme menjadi terisolasi dalam sebuah lingkungan yang baru. Ini berbeda dengan spesiasi alopatrik dalam hal ukuran populasi yang ebih kecil dari populasi tetua. Dalam hal ini efek pendiri menyebabkan spesiasi cepat melalui hanyutan genetika yang cepat dan seleksi terhadap lungkang gen yang kecil. 

3. Spesiasi parapatrik                                                      

Spesiasi parapatrik mirip dengan peripetrik dalam hal ukuran populasi kecil yang masuk ke  habitat yang baru, namun berbeda dalam hal tidak adanya pemisahan secara fisik antara dua populasi. Spesies ini dihasilkan dari evolusi mekanisme yang dapat mengurangi aliran genetika antara dua populasi. Secara umum, ini terjadi karena ketika terdapat perubahan drastis pada lingkungan habitat tetua spesies. Salah satu contohnya adalah rumput Anthosanthum odoratum yang dapat mengalami spesies parapatrik sebagai respon terhadap polusi logam terlokalisasi yang berasal dari pertambangan. Pada kasus ini, tanaman berevolusi menjadi resisten terhadap kadar logam yang tinggi dalam tanah. Seleksi keluar terhadap kawin campur dengan populasi tetua menghasilkan perubahan pada waktu pembungaan, isolasi waktu reproduksi. Seleksi keluar terhadap hybrid antar dua populasi dapat menyebabkan ‘penguatan’ yang merupakan evolusi sifat yang mempromosikan perkawinan dalam spesies, serta peralihan karakter, yang terjadi ketika dua spesies menjadi lebih berbeda pada penampilannya. 

 2. ISOLASI REPRODUKSI 

Suatu penghalang reproduktif adalah karakter-karakter dari makhluk hidup yang menhalangi populasi saling kawin meskipun mempunyai habitat yang tumpah tindih . Isolasi reproduksi dibagi atas 2 yaitu : 

a. Isolasi Sebelum Perkawinan 

1. Isolasi Ekologi 

Setiap populasi tidak mampu hidup pada tempat dimana populasinya berada, mereka dapat mengalami perubahan pada perbedaan genetik yang dapat memisahkan mereka. Contoh katak pohon kawin di kawah yang tidak permanen sedangkan katak banteng kawin di kubangan yang permanen.

2. Isolasi tingkah laku

Isolasi tingkah laku (Tingkah laku berperan pada perkawinan acak antar spesies yang berbeda sehingga perkawinan acak antar spesies yang berbeda sehingga perkawinan mendapat hambatan oleh terjadinya inkompatibilitas beberapa perilaku sebagai dasar bagi suksesnya perkawinan tersebut. Contohnya pada hewan jantan spesies tertentu memiliki pola perilaku yang spesifik dalam menarik dan mendekati dan mengawini pasanganya. Kegagalan perkawinan terjadi karena pasangan mereka asing dengan pola perilaku yang ditunjukkan oleh pasangannyasehingga terjadi penolakan

3. Isolasi Sementara

Isolasi sementara adalah dua spesies yang kawin pada waktu berbeda (hari, musim atau tahun) gametnya tidak akan pernah mencampur. Misalnya hewan sigung berbitnik (Spilogale gracilis) yangsangat mirip Spilogale Putorius ini tidak akan saling mengawini karena S gracilis kawin pada musim akhir panas dan S Putorius kawin pada musim. Hal yang sama juga terjadi pada 3 spesies dari genus anggrek dendronium yang hidup di musim tropis basah yang sama tidak terhibridisasi, karena ketiga spesies ini berbeda.

4. Isolasi Mekanik

Ditunjukkan oleh inkompatibilitas alat reproduksi antara dua spesies yagn berbeda sehingga pada saat terjadinya perkawinan salah satu pasangan menderita . Mekanisme ini sebagaimana terlihat pada molusca sub family Polygrinae, struktur genitalianya menghalangi terjadinya perkawinan spesies dalam sub family yang sama. Contoh pada tumbuhan sage hitam, memiliki struktur bunga yang kecil dan hanya sehingga hanya bisa dipolinasi oleh lebah kecil sedangkan sage besar hanya bisa dipolinasi oleh lebah yang besar.

5. Isolasi Gametis

Menghalangi terjadinya fertilisasi akibat susunan kimiawi dan molekul yang berbeda antara dua sel gamet, seperti spermatozoa yang mengalami kerusakan di daerah traktus genital organ betina karena adanya reaksi antigenik, menjadi immobilitas, dan mengalami kematian sebelum mencapai atau bertemu sel telur

6. Isolasi Habitat

Dua spesies yang kerabat dekat seperti ular garter di Amerika Utara bagian barat yang hidup di darat dan air, tidak mungkin saling kawin

7. Isolasi Tingkah Laku

Tidak ada ketertarikan seksual antara jantan dan betina pada spesies yang berbeda. Sinyal khusus yang mengawali terjadinya perkawinan merupakan hal unik di dalam satu spesies. Biasanya hewan jantan memberi tanda atau sinyal tertentu dalam bentuk tingkah laku seperti mengeluarkan suara, melakukan ritual tarian. 

b. Isolasi Setelah Perkawinan (Post Zigotik) 

Hal ini terjadi jika sel sperma dari satu spesies membuahi ovum dari spesies yang lain, maka barrier postzigot akan mencegah zigot hibrida itu untuk berkembang menjadi organisme dewasa yang bertahan hidup dan fertil. 

1. Kematian Zigot (Zigotic Mortality) 

Sel telur yang dibuahi oleh sperma spesies lain (Zigot Hibrid) seringkali tidak mengalami perkembangan regular pada setiap stadianya, sehingga zigot tersebut mengalami abnormalitas dan tidak mencapai tahapan maturitas yang baik atau mengalami kematian pada stadia awal perkembangannyaa. Diantara banyak spesies katak yang termasuk dalam genus rana, beberapa diantaranya hidup pada daerah dan habitat yang sama, dan kadang kadang mereka bisa hibridisasi. Akan tetapi keturunan yang dihasilkan umumnya tidak menyelesaikan perkembangannya dan mengalami kematian

2. Perusakan Hibrid (Hybrid Breakdown

Pada beberapa kasus ketika spesies berbeda melakukan kawin silang, keturunan hybrid generasi pertama dapat bertahan hidup dan fertile , tetapi ketika hybrid tersebut kawin satu sama lain atau dengan spesies induknya, keturunan generasi berikutnya akan menjadi lemah dan mandul. Sebagai contoh spesies kapas yang berbeda dapat menghasilkan keturunan hybrid yang fertile , tetapi kerusakan terjadi pada generasi berikutmya ketika keturunan hybrid itu mati pada saat berbentuk biji atau tumbuh menjadi tumbuhan yang yang cacat atau lemah

3. Sterilitas Hibrid 

Menghasilkan keturunan yang sehat dan kuat namun steril. Contoh Zebronkey 




Glosarium :

Relung  : niche, status fungsional yang sama. 

Hybrid  : perkawinan 

Steril    : tidak dapat menghasilkan keturunan


 


Comments

Popular posts from this blog

Laporan Sel Darah Merah Manusia dan Katak

Tipe Paruh Burung Berdasarkan Fungsinya beserta contohnya

Metode Penelitian Tingkah Laku Hewan