METODE PENELITIAN TINGKAH LAKU HEWAN
Hi guys kembali lagi dengan staric. Seperti kita ketahui, hewan-hewan disekitar kita begitu banyak. Perilaku hewan itu perlu kita pelajari supaya dapat merawat hewan tersebut. Dengan mengerti gimana perilaku hewan kita dapat memanfaatkan informasi tersebut dalam berbagai hal yang bermanfaat kita, sebut saja contoh dalam beternak. Kita mengamati ternak kita apakah makanan kesukaan dia, seberapa banyak dia dalam makan sehingga kita dapat membuat takaran nutrisi untuk hewan tersebut. Adapun dalam mengamati tingkah laku hewan tersebut ada metodenya. Dalam tahap ini akan kita bahas secara tuntas.
Pengertian Tingkah Laku
Tingkah laku adalah tanggapan dari organisme baik secara
fisiologis/metabolisme dan tindakan aksi sebagai usaha untuk menyesuaikan
diri terhadap perubahan lingkungan. Sehingga yang melatar belakangi ini
adalah apabila suatu makhluk hidup telah dapat beradaptasi di lingkungan,
maka dia mampu membuat suatu pola tingkah laku untuk melangsungkan
hidupnya.
Pola tingkah laku / pattern of behaviors
Pola tingkah laku adalah tingkah laku berulang dari suatu hewan terhadap kondisi tertentu
pada waktu tertentu. Tingkah laku ini menjadi khas bagi individu/spesies
tsb.
Tingkah laku ini sendiri dapat berubah atau mengalami modifikasi misalnya
dalam hal durasi, frekuensi tingkah laku atau bagaimana membuat keputusan
terhadap suatu tingkah laku akibat adanya pengaruh, lingkungan seperti
seberapa besar tekanan stimulus, dimana terjadinya, seberapa sering
stimulus diberikan.
Metode Penelitian Tingkah Laku Hewan
Saat merekam atau mengamati tingkah laku hewan, peneliti perlu terlebih
dahulu membuat dua keputusan berikut:
1.
Aturan Sampling (sampling rules)
Aturan Sampling/Sampling rules: hewan yang mana yang akan diamati, kapan diamati (waktu). Ada sejumlah aturan yang digunakan dalam penentuan Sample hewan yang akan
diamati
a. Ad libitum sampling
b. Focal (animal) sampling
c. Scan Sampling
d. Behavior sampling
a. Ad libitum sampling
:
Metode ad libitum adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memiliki aturan yang sistematis
terhadap apa yang akan didata dan kapan akan didata. Pengamat mencatat apa
perilaku yang teramati serta apa yang dianggap relevan pada saat itu. Cara
ini sering kali bias, karena pengamatan seringkali focus pada perilaku yang
mencolok atau yang langsung tampak nyata. Teknik ini secara umum bukanlah
teknik yang baik dalam penelitian ilmiah mengenai perilaku. Namun, mungkin
cara terbaik untuk melakukan pengamatan awal dan kadang-kadang satu-satunya
yang dapat digunakan untuk mengetahui peristiwa langka yang dapat diamat.
Contoh pengamatan aktivitas mencit jantan dalam satu malam.
b. Focal (animal) sampling
:
Focal animal sampling adalah teknik pengambilan sampel yang berfokus pada satu individu atau unit
(misalnya 1 keluarga, 1 pasangan, atau satu atau sejumlah individu) yang
diamati untuk jangka waktu tertentu dalam pengamatan tingkah laku. Hewan
fokus (unit) dipilih (secara acak) sebelum pengamatan, atau dipilih
berdasarkan alas an tertentu (purposive) .
Misalnya metode ini dilakukan dalam 15 menit terhadap 4 individu tertentu
di suatu kelompok yang sudah ditentukan sebelumnya.
- 0.38 running / hr
- 0.15 sitting / hr
- 0.28 walking / hr
- 0.13 lying / hr
- 0.04 drinking / hr
- 0.04 jumping / hr
Contoh Perlaku Harimau Sumatera di Konservasi Ex situ Kebun Binatang
Surabaya
|
Gambar Contoh perilaku harian harimau sumatra di konservasi ex situ kebun binatang surabaya |
c. Scan Sampling
:
Scan Sampling adalah aturan pengambilan sampel dimana Sensus dilakukan sekaligus secara
berkala dan perilaku masing-masing individu (pada saat pemindaian) dicatat. Scan sampling harus menggunakan aturan rekaman (perhatikan penjelasan
selanjutnya). Scan sampling merupakan metode yang cocok untuk mengamati tingkah laku beberapa individu hewan dalam satu kandang yang sama. Contoh Aktivitas ayam diamati dengan interval 5 menit tanpa jeda.
d. Behavior sampling
:
Behavior sampling adalah aturan pengambilan sampel di mana pengamat mengamati seluruh
kelompok atau objek dan mencatat terjadi kejadian atau pola perilaku yang
menarik menurut pengamat. Aturan pengambilan sampel ini sering digunakan
untuk merekam kejadian-kejadian atau perilaku yang langka yang terjadi
diluar rencana pengamatan.
2.
Recording Rules (Aturan Recording)
Aturan Rekaman (pengamatan)/ recording rules: bagaimana tingkah laku itu dicatat.
Ada dua tipe dasar dari aturan rekaman data perilaku,
perekaman yang kontinyu (continuous recording) dan seketika
(instantaneous/time recording).
a.Continuous
recording
Continuous
reading adalah aturan rekaman yang mencatat semua kejadian perilaku dan mencoba
untuk membuat catatan yang tepat dari perilaku tersebut. Aturan rekaman ini
memungkinkan peneliti untuk mengukur frekuensi, durasi suatu perilaku secara
lebih tepat, termasuk perilaku-perilaku yang tersembunyi yang jarang terlihat.
b. Instantaneous/Time
recording:
Pengamatan
(sampel poin) yang dibuat secara periodik biasa, interval sampling. Perhatikan
bahwa sampling data dilakukan dengan interval yang pendek maka hasilnya akan
mendekati seperti continuous sampling. Semakin besar interlnya, seringkali
menghasilkan bias yang lebar.
Pada cara
ini terdapat sejumlah informasi yang hilang pada saat interval waktu yang tidak
didata. Pencatatan datanya bisa berupa pencatataninstantaneous atau one-zero
sampling.
Pengamat
mencatat apa perilaku yang terjadi pada titik sampel. Jenis pendataan ini dapat
digunakan untuk menentukan proporsi kejadian dari suatu perilaku, dapat juga
digunakan untuk memperkirakan durasi suatu perilaku (tergantung pada interval
yang digunakan dalam pengamatan perilaku).
DAFTAR PUSTAKA
Altmann, J. 1974. Observational Study of Behavior: Sampling Methods.
Behaviour 49: 227-267.
Altmann, J. 1974. Observational Study of Behavior: Sampling Methods.
Behaviour 49: 227-267.
Altmann, J. 1974. Observational Study of Behavior: Sampling Methods.
Behaviour 49: 227-267.
Altmann, J. 1974. Observational Study of Behavior: Sampling Methods.
Behaviour 49: 227-267.
Comments
Post a Comment