laporan faktor air
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI DASAR
”FAKTOR AIR”
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Air merupakan salah satu komponen fisik yang sangat penting untuk
menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Maynard & Orcott 1987). Hal
ini karena air merupakan penyusun sel-sel dan jaringan tumbuhan. Jumlah air yang
dikandung dalam tumbuhan tentu berbeda-beda, tergantung pada jenis tumbuhan dan
habitatnya. Biasanya, tumbuhan-tumbuhan herba lebih mengandung air lebih banyak
daripada tumbuhan perdu.
Laju evapotranspirasi dan absorbsi air pada suatu tumbuhan harus seimbang.
Apabila proses hilangnya air (evapotranspirasi) tidak diimbangi dengan
penyerapan air dari dalam tanah, maka tumbuhan akan mengalami kekurangan
air.Kekurangan air dalam tubuh tumbuhan akan mengakibatkan pembelahan dan
pembesaran sel mengalami penurunan, sehingga pertambahan tinggi tumbuhan,
pembesaran diameter batang, perbanyakan daun dan pertumbuhan akar menjadi
terhambat (Kramer, 1969).
Akibat lainnya yaitu penurunan turgor
yang menyebabkan turunnya proses fisiologi tumbuhan tersebut (Fitter dan
Hay, 1981). Selain itu, kekurangan air juga dapat mengakibatkan terjadinya
necrosis pada tumbuhan yaitu mengeringnya pucuk daun dan tunas sehingga warna
daun berubah menjadi berwarna kuning kecoklatan, dan diikuti daun-daun yang
lain.
Adapun fungsi air bagi tanaman menurut Noggle dan Frizt (1983) yaitu
sebagai senyawa utama penyusun protoplasma, sebagai pelarut mineral dalam tanah
sehingga dapat dan diangkut dari satu sel ke sel lain, sebagai media terjadinya
reaksi-reaksi metabolik, sebagai reaktan pada sejumlah reaksi metabolisme,
penghasil hidrogen pada proses fotosintesis, menjaga turgiditas sel dan
berperan sebagai tenaga mekanik dalam pembesaran sel, sebagai pengatur
mekanisme gerakan tanaman, perpanjangan sel, sebagai bahan metabolisme dan
produk akhir respirasi, serta digunakan dalam proses respirasi. Sedangkan
menurut Rashid (1997), air diperlukan oleh tubuhan untuk memenuhi
kebutuhan biologisnya, antara
lain untuk transpirasi
dalam proses asimilasi untuk pembentukan
karbohidrat dan juga untuk pengangkutan
hasil fotosintesis ke seluruh jaringan tanaman.
Jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman pangan, baik sebagai sumber
karbohidrat utama maupun sumber pangan alternatif. Jagung tidak hanya
dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat, tapi, digunakan juga untuk pakan
ternak terutama bagian tongkolnya, bijinya dibuat menjadi tepung jagung dan
juga minyak. Jagung merupakan tanaman
dengan tingkat penggunaan air
sedang. Walaupun demikian, air
merupakan faktor pembatas yang sangat penting, karena dapat mempengaruhi hasil
panen jagung. Kurangnya
debit air pada lahan yang ditanami jagung, akan menyebabkan
aerasi udara dalam
tanah terganggu dan
pasokan oksigen dalam
tanah tidak lancar, sehingga
perkembangan tanaman menjadi
tertunda atau mengalami kekerdilan. Berdasarkan penjelasan diatas,
dilaksanakanlah praktikum Pengaruh Faktor Air ini, yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh faktor air terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
jagung (Zea mays)
1.2 Tujuan
·
Mengetahui pengaruh
faktor air terhadap perkecambahan tanaman jagung
·
Mengetahui proses
kelayuan sementara pada tanaman jagung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jagung (Zea mays L)
Jagung (Zea
mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan
hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang cukup memadai
sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain sebagai makanan pokok,
jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak. Kebutuhan akan konsumsi jagung
di Indonesia terus meningkat. Hal ini didasarkan pada makin meningkatnya
tingkat konsumsi perkapita per tahun dan semakin meningkatnya jumlah penduduk
Indonesia.Jagung merupakan bahan dasar / bahan olahan untuk minyak goreng,
tepung maizena, ethanol, asam organic, makanan kecil dan industri pakan ternak. Pakan
ternak untuk unggas membutuhkan jagung sebagai komponen utama sebanyak 51, 4
%.Tanaman jagung mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap tanah, baik jenis
tanah lempung berpasir maupun tanah lempung dengan pH tanah 6 -8.Temperatur
untuk pertumbuhan optimal jagung antara 24-30 °C.Tanaman jagung pacta masa
pertumbuhan membutuhkan 45-60 cm air. Ketersediaan air dapat ditingkatkan
dengan pemberian pupuk buatan yang cukup untuk meningkatkan pertumbuhan akar,
kerapatan tanaman serta untuk melindungi dari rumput liar dan serangan hama.(Tsuchasa, 1992)
Jagung merupakan tanaman semusim (annual).Satu
siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari.Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan
generatif.Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung
umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai
tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas
sebelum bunga jantan.Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan
(seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Kingdom : Plantae
Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus: : Zea
Spesies Zea mays L.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m
meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup
dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu
menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun
tidak seperti padi atau gandum.Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat
sehingga tanaman berbentuk roset.Batang beruas-ruas.Ruas terbungkus pelepah
daun yang muncul dari buku.Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak
mengandung lignin. Daun jagung adalah daun sempurna.Bentuknya
memanjang.Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula.Tulang daun sejajar
dengan ibu tulang daun.Permukaan daun ada yang licin dan ada yang
berambut.Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia
Poaceae.Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas.Struktur ini
berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel
daun. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin)
dalam satu tanaman (monoecious).
Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga
dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh
sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman,
berupa karangan bunga (inflorescence).Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma
khas.Bunga betina tersusun dalam tongkol.Tongkol tumbuh dari buku, di antara
batang dan pelepah daun.Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan
satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina.Beberapa
varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan
disebut sebagai varietas prolifik.Bunga jantan jagung cenderung siap untuk
penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Biji jagung kayaakan
karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari
seluruh bahan kering biji.Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran
amilosa dan amilopektin.Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya
merupakan amilopektin.Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi,
tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis tidak
mampu memproduksi pati sehingga bijinya terasa lebih manis ketika masih muda.
(Wahyudi,2009)
Khasiat
jagung antara lain pembangun otot dan tulang, baik untuk otak dan sistem
syaraf, mencegah konstipasi, menurunkan risiko kanker dan jantung, mencegah
gigi berlubang, serta minyaknya dapat menurunkan kolesterol darah.
Kandungan gizi jagung:
1. Energi 150,00kal
2. Protein 1,600g
3.Lemak 0,60g
4.Karbohidrat 11,40g
5.Kalsium 2,00mg
6.Fosfor 47,00mg
7.Serat 0,40g
8. Besi 0,30m,g
9. Vit A 30,00 RE
10. Vit B1 0.07mg
11.Vit B2 0,04mg
12.Vit C 3,00mg
13.Niacin 0,60mg.
(Laksmiarti, 2009)
1. Energi 150,00kal
2. Protein 1,600g
3.Lemak 0,60g
4.Karbohidrat 11,40g
5.Kalsium 2,00mg
6.Fosfor 47,00mg
7.Serat 0,40g
8. Besi 0,30m,g
9. Vit A 30,00 RE
10. Vit B1 0.07mg
11.Vit B2 0,04mg
12.Vit C 3,00mg
13.Niacin 0,60mg.
(Laksmiarti, 2009)
Air memiliki banyak fungsi bagi pertumbuhan tubuh tanaman. Salah satunya, yaitu berfungsi untuk melarutkan unsur-unsur hara yang tetrserap. Manfaat yang begitu besar, sehingga air sering disebut faktor pembatas dari pertumbuhan dan perkembangan tanaman. (Nur Faridah, 2003)
2.2 Perkecambahan
Pengertian perkecambahan ini tidak hanya dipakai
khusus untuk biji (seed) tetapi juga dipakai untuk bagian tumbuhan lainnya.
Selama proses pertumbuhan dan pemasakan biji (seed development and maturation),
embryonic axis juga bertumbuh (grows). Setelah biji masak yaitu mencapai
maximum dry weight yang biasanya bersamaan dengan masaknya buah, biji tersebut
memasuki suatu periode waktu selama embryonic axis berhenti tumbuh. Pengaktifan
kembali aktifitas pertumbuhan embryonic axis didalam biji yang terhenti untuk
kemudian membentuk bibit(seedling) disebut perkecambahan.
Secara visual dan morfologis suatu biji yang
berkecambah (germinate) umumnya ditandai dengan terlihatnya akar (radicle) atau
daun (plumule) yang menonjol keluar dari jiwa. Sebetulnya proses perkecambahan
sudah dimulai dan berlangsung sebelum kenampakan ini. Untuk selama beberapa periode tertentu pada umumnya biji dari kebanyakan
tanaman menghendaki beberapa syarat khusus untuk dapat memulai
perkecambahan. Biji-biji ini
pada umumnya akan berkecambah segera pada keadaan lingkungan yang hamper
bersamaan.
Syarat luar utama yang dibutuhkan untuk dapat
aktifnya kembali pertumbuhan embryonic axis adalah :
1. adanya air yang cukup untuk melembabkan biji
(sufficient supply of water)
2. suhu yang pantas (favourable temperature)
3.
cukup oksigen (sufficient supply of oxygen) kekurangan salah satu dari ketiga
syarat ini umumnya biji tidak akan berkecambah
4.
adanya cahaya ( Sutopo, 1988)
2.3. Peranan Air
Air memegang peranan terpenting dalam proses
perkecambahan biji. Air adalah factor yang menentukan didalam kehidupan
tumbuhan. Tanpa adanya air, tumbuhan tidak bisa melakukan berbagai macam proses
kehidupan apapun. Kira-kira 70% atau lebih daripada berat protoplasma sel hidup
terdiri dari air. Fungsi air dalam perkecambahan :
1. Air yang diserap oleh biji berguna untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperm. Hal ini mengakibatkan pecah atau robeknya kulit biji
2.Air memberikan fasilitas untuk masuknya oksigen kedalam biji. Dinding sel yang kering hamper tidak permeable untuk gas, tetapi apabila dinding sel diimbibisi oleh air, maka gas akan masuk kedalam sel secara difusi. Apabila dinding sel kulit biji dan embrio menyerap air maka supply oksigen meningkat kepada sel-sel hidup sehingga memungkinkan lebih aktifnya pernafasan. Sebaliknya juiga CO2 yang dihasilkan oleh pernapasan tersebut lebih mudah mendifusi keluar.
1. Air yang diserap oleh biji berguna untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperm. Hal ini mengakibatkan pecah atau robeknya kulit biji
2.Air memberikan fasilitas untuk masuknya oksigen kedalam biji. Dinding sel yang kering hamper tidak permeable untuk gas, tetapi apabila dinding sel diimbibisi oleh air, maka gas akan masuk kedalam sel secara difusi. Apabila dinding sel kulit biji dan embrio menyerap air maka supply oksigen meningkat kepada sel-sel hidup sehingga memungkinkan lebih aktifnya pernafasan. Sebaliknya juiga CO2 yang dihasilkan oleh pernapasan tersebut lebih mudah mendifusi keluar.
3. Air berguna untuk mengencerkan protoplasma
sehingga dapat mengaktifkan bermacam-macam fungsinya. Sebagian air didalam
protoplasma sel-sel embrio dan bagian hidup lainnya pada biji, hilang sewaktu
biji tersebut telah mencapai masak sempurna dan lepas dari induknya (seed are
shed) Semenjak saat ini aktifitas protoplasma hamper seluruhnya berhenti sampai
perkecambahan dimulai. Sel-sel hidup tidak bias aktif melaksanakan
proses-proses yang normal separti pencernaan(digestion) , pernapasan
(respiration), asimilasi (assimilation), dan tumbuh (growth), apabila protoplasma
tidak mengandung sejumlah air yang cukup.
4. Air berguna sebagai alat transport larutan makanan dan endosperm atau cotyledon kepada titik tumbuh pada embryonic axis, didaerah mana diperlukan untuk membentuk protoplasma.
4. Air berguna sebagai alat transport larutan makanan dan endosperm atau cotyledon kepada titik tumbuh pada embryonic axis, didaerah mana diperlukan untuk membentuk protoplasma.
Faktor dalam yang mempengaruhi proses perkecambahan
A. Tingkat kemasakan benih
B. Ukuran benih
C. Dormansi
D. Penghambat perkecambahan, beberapa factor penghambat yang dikenal :
1. Larutan dengan tingkat osmotic tinggi, missal larutan mannitol, larutan NaCl.
2. Bahan-bahan yang mengganggu lintasan metabolism, umumnya menghambat respirasi seperti : sianida, dinitrofenol, azide, fluoride, hydroxylamine.
3. Herbisida
4. Coumarin
5.Auxin
6. Bahan-bahan yang terkandung dalam buah, missal : cairan yang melapisi biji tomat dan mentimun. (Wulandari, 2009)
A. Tingkat kemasakan benih
B. Ukuran benih
C. Dormansi
D. Penghambat perkecambahan, beberapa factor penghambat yang dikenal :
1. Larutan dengan tingkat osmotic tinggi, missal larutan mannitol, larutan NaCl.
2. Bahan-bahan yang mengganggu lintasan metabolism, umumnya menghambat respirasi seperti : sianida, dinitrofenol, azide, fluoride, hydroxylamine.
3. Herbisida
4. Coumarin
5.Auxin
6. Bahan-bahan yang terkandung dalam buah, missal : cairan yang melapisi biji tomat dan mentimun. (Wulandari, 2009)
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan tempat
Hari,
tanggal : Kamis, 18 November 2016
Tempat : Gedung Basic Sience
Waktu : 10.00 WIB
3.2 Alat dan bahan
·
7 buah polybag ukuran 2
kg(ukuran sedang)
·
Biji jagung yang sudah
tua dan berfisik baik
·
Tanah yang telah
dihomogenkan (tanah kebun+pasir+pupk kandang)
·
4 buah nampan plastik
dan 1 buah panci perndam
·
1 buah ember ukuran
sedang dan 1 buah gayung
3.3
Prosedur
kerja
#Percobaan
1. Faktor air terhadap pertumbuhan dan produksi biomasa tanam jagung
v 4
buah polybag diisi dengan tanah yang telah dihomogenkan dengan ketinggian tanah
yang relatif sama
v 3-5
butir biji jagung yan telah direndam selama 10-15 menit dipanci perndam,
ditanamkan pada tiap polibag
v Polybag
1(A-1) ditempatkan pada nampan yang berisi air ½ tinggi nampan, polybag 2(A-2)
disiram air setiap 1 kali sehari, polybag 3(A-3) disiram setiap 1 kali 2 hari
dan polybag 4 (A-4) disiram tiap 3 kali
sehari
v Ukuran
panjang komulatif dari helaian daun jagung tiap 1 kali seminggu dan hentikan
pengukuran setelah minggu ke-5. Bersihkan tanaman jagung dari tanah dan keringkan pada oven pada suhu 700c
selama 1 minggu. Selanjutnya timbang biomasa kering tanaman jagung pada tiap
polybag.
#Percobaan
II. Faktor air pada perkecambahan
tanaman jagung
v Tiga
buah polybag yang telah diisi tanah homogen ditanam dengan 3-5 buah biji jagung
v Siram
tiap hari hingga seluruh biji jagung berkcambah
v Penyiramah
terus dilakukan hingga tanaman jagung telah memiliki 3-4 helai daun
v Polybag 1(p-1) ditempatkan pada nampan yang berisi
air ½ tinggi nampan, polybag 2(p-2) disiram tiap hari dan polybag (p-3) disiram
bila telah menunjukan gejala layu, biarkan segarkan kembali dan siram kembali
setelah menunjukan gejala layu. Perlakuan ini terus dilakukan hingga minggu
ke-5
v Setelah
minggu ke-5ukur tiap helai daun pada setiap percobaan dan timbang biomasa kering dari tanaman
jagung
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Tabel faktor air terhadap tinggi tanaman jagung
(
Percobaan 1 )
·
Tabel minggu
ke-1
No
|
Pot
|
Panjang
daun rata-rata
|
Tinggi batang rata-rata
|
1
|
1
|
3,62 cm
|
3,35 cm
|
2
|
2
|
3,98 cm
|
3,78 cm
|
3
|
3
|
2,87 cm
|
2,62 cm
|
4
|
4
|
2,42 cm
|
2,2 cm
|
5
|
5
|
0
cm
|
0
cm
|
6
|
6
|
0
cm
|
0
cm
|
·
Tabel minggu
ke-2
No
|
Pot
|
Panjang
daun rata-rata
|
Tinggi
batang rata-rata
|
1
|
1
|
9,23 cm
|
7,25 cm
|
2
|
2
|
9,05 cm
|
7,89 cm
|
3
|
3
|
8,36 cm
|
7,1 cm
|
4
|
4
|
7,9 cm
|
6,95 cm
|
5
|
5
|
0
cm
|
0
cm
|
6
|
6
|
0
cm
|
0
cm
|
·
Tabel minggu
ke-3
No
|
Pot
|
Panjang
daun rata-rata
|
Tinggi
batang rata-rata
|
1
|
1
|
16,3 cm
|
15,3 cm
|
2
|
2
|
17,02 cm
|
15,92 cm
|
3
|
3
|
15,59 cm
|
14,2 cm
|
4
|
4
|
14,98 cm
|
13,79 cm
|
5
|
5
|
0
cm
|
0
cm
|
6
|
6
|
0
cm
|
0
cm
|
v Tabel
minggu ke-4
No
|
Pot
|
Panjang
daun rata-rata
|
Tinggi
batang rata-rata
|
1
|
1
|
21,43 cm
|
19cm
|
2
|
2
|
20,87 cm
|
18,1 cm
|
3
|
3
|
18,94
cm
|
17,08 cm
|
4
|
4
|
19,27 cm
|
18,4 cm
|
5
|
5
|
0
cm
|
0
cm
|
6
|
6
|
0
cm
|
0
cm
|
KETERANGAN
POT 1&2 =
Tanah Kebun
Pot 3&4 =
Tanah Liat
Pot 5&6=
Tanah pasir
4.1.2 Tabel
faktor abiotik terhadap tinggi tanaman jagung ( Percobaan 2 )
v Tabel
Minggu Ke-1
No
|
Pot
|
Panjang
daun rata-rata
|
Tinggi
batang rata-rata
|
1
|
1
|
4,83
cm
|
4,05cm
|
2
|
2
|
5,61 cm
|
5,2 cm
|
3
|
3
|
4,47
cm
|
3,92 cm
|
4
|
4
|
5,04 cm
|
4,4 cm
|
v Tabel
Minggu Ke-2
No
|
Pot
|
Panjang
daun rata-rata
|
Tinggi
batang rata-rata
|
1
|
1
|
9,23cm
|
8,2
cm
|
2
|
2
|
11,26 cm
|
10,1 cm
|
3
|
3
|
8,91
cm
|
8,08 cm
|
4
|
4
|
9,82 cm
|
8,4 cm
|
v Tabel
Minggu Ke-3
No
|
Pot
|
Panjang
daun rata-rata
|
Tinggi
batang rata-rata
|
1
|
1
|
15,72 cm
|
14,1
cm
|
2
|
2
|
17,07 cm
|
16,1 cm
|
3
|
3
|
16,1
cm
|
15,38 cm
|
4
|
4
|
16,73 cm
|
15,96 cm
|
v Tabel
Minggu Ke-4
No
|
Pot
|
Panjang
daun rata-rata
|
Tinggi
batang rata-rata
|
1
|
1
|
20,84 cm
|
18,78
cm
|
2
|
2
|
21,74 cm
|
20,1 cm
|
3
|
3
|
19,94
cm
|
18,54 cm
|
4
|
4
|
20,25 cm
|
19,02 cm
|
KETERANGAN
Pot
1 = Tanah Kebun Homogen Dengan Pupuk ( Tempat Terang )
Pot
2 = Tanah Kebun Homogen Dengan Pupuk ( Tempat Gelap )
Pot
3 = Tanah Kebun Homogen Dengan Pupuk ( Dikasih Nampan Tanpa Air )
Pot
4 = Tanah Kebun Homogen Dengan Pupuk ( Dikasih Nampan Dengan Air )
4.3 Pembahasan
Ada
banyak faktor yang mengpengaruhi pertumbuhan suatu tanaman salasatu nya faktor
Abiotik seperti air, suhu, pH tanah, macam macam tanah ,dan masih banyak lagi
lain nya.
Air
adalah salah satu komponen fisik yang
sangat penting dan dibutuhkan dalam jumlah besar karena digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Praktikum ini menggunakan tanaman jagung atau Zae mays sebagai
objek untuk mengamati pengaruh air terhadap pertumbuhan tumbuhan dan untuk
mengetahui tingkat kelayuan tumbuhan. Penggunaan tanaman jagung sebagai objek
praktikum ini dikarenakan bibit jagung relatif mudah ditemukan dijual
dipasaran. Selain juga karena jagung merupakan
tanaman yang mudah tumbuh dengan tingkat penggunaan air sedang.
Penanaman biji jagung ini dilakukan pada beberapa polibag yang berbeda-beda,
dan setiap polibagnya mendapat perlakuan yang berbeda pula untuk intensitas
penyiramannya, yaitu sekali sehari, dua kali sehari, tiga kali sehari, setelah
tumbuhan menunjukkan gejala kelayuan, dan ada pula yang tergenang.
Air digunakan
oleh tumbuhan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan air bagi
tumbuhan ini tidaklah sama, karena kebutuhan terhadap air pada setiap tumbuhan
tentu berbeda-beda. Komposisi air yang pas untuk suatu tumbuhan sangat
bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan tumbuhan itu sendiri. Hal ini didukung
oleh pernyataan Doorenbos dan Kassam
(1979) yang menyatakan bahwa untuk
mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan
hasil tanaman perlu penyiraman sesuai kebutuhan air.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, untuk
perlakuan A pertumbuhan jagung yang terbaik yaitu pada polibag 1 yang
penyiramannya satu hari sekali, dan polibag yang dinampan diberi air ½ tinggi
nampan. Sedangkan untuk perlakuan B pertumbuhan jagung yang terbaik yaitu pada
pot I yaitu pot dengan penyiraman sekali sehari.
Pertumbuhan
ketiga biji jagung yang ditanam memiliki perbedaan
kecepatan tumbuh karena dipengaruhi masa dormansi biji yang berbeda-beda.
Kondisi lingkungan fisik, intensitas penyiraman, dan genangan air juga
berpengaruh bagi pertumbuhan jagung. Penyiraman yang teratur sekali dalam
sehari atau dua hari merupakan intensitas yang terbaik untuk pertumbuhan jagung.
Sedangkan penyiraman sekali dalam tiga hari dan penyiraman setelah jagung
menunjukkan gejala kelayuan dapat berdampak negatif yaitu terhambatnya
pertumbuhan jagung yang disebabkan kekurangan air dan cekaman kekeringan.
Namun, genangan air juga berdampak negatif juga untuk pertumbuhan jagung,
karena dapat menyebabkan kebusukan pada akar dan batang.
Penyiraman sekali dalam satu atau dua hari akan mempengaruhi kelembaban
tanah. Kelembaban tanah akan terjaga dengan penyiraman secara teratur.
tanaman sangat membutuhkan
air dalam jumlah yang
teratur untuk mendukung pertumbuhannya, sehingga pemberian air
yang merata sepanjang pertumbuhan tanaman
akan selalu ideal untuk tanaman
tersebut. Penyiraman yang sedikit-sedikit namun apabila dilakukan
dengan sering dan teratur memungkinkan air selalu ada sehingga dapat
selalu tersedia bagi
jagung, karena hal
yang paling penting
dari jumlah air yang
ada dalam tanah
adalah ketersediaannya.
Penyiraman yang tidak teratur dan hanya disaat jagung menunjukkan gejala
kelayuan menyebabkan kadar air tanah berkurang
atau kekeringan. Gejala kelayuan dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu
kekurangan suplai air di daerah perakaran dan laju penguapan lebih besar
daripada penyerapan air walaupun dalam keadaan kadar air
tanah yang cukup. kekurangan air secara internal pada tanaman berakibat
langsung pada penurunan pembelahan dan pembesaran sel. Cekaman kekeringan akan
mengakibatkan rendahnya laju penyerapan
air oleh akar tanaman.
Ketidakseimbangan antara penyerapan air oleh akar dan
kehilangan air akibat transpirasi membuat
tumbuhan menjadi layu.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, diketahui bahwa tumbuhan yang
penyiramannya sekali dalam waktu tiga hari dan saat menunjukkan gejala kelayuan
petumbuhan jagung sangat rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan jagung
dengan perlakuan yang lain. Hal ini karena pertumbuhan jagung terhambat
disebabkan kurangnya suplai air. Pemberian air yang di bawah kondisi optimum
bagi pertumbuhan tanaman, akan berakibat
tanaman akan terhambat (tanaman menjadi kerdil)
Selain kekeringan, dampak negatif
juga dapat dialami tumbuhan apabila tanah tempat hidupnya mendandung air
terlalu banyak atau berlebihan. Pada saat praktikum, kondisi seperti ini dianalogikan
dengan tumbuhan pada pot yang terendam air. Genangan air akan menimbulkan
dampak yang buruk terhadap pertumbuhan suatu tumbuhan. Hal ini karena genangan
air akan mempengaruhi sifat fisik, sifat kimia, maupun sifat biologi tanah.
Tanah yang lembek merupakan tanda bahwa struktur tanah telah rusak akibat
genangan air. Dampak buruk genangan air bagi tumbuhan adalah busuknya akar.
Busuknya akan tumbuhan dapat mengganggu pertumbuhan batang dan juga daun.
Busuknya akar tumbuhan inilah yang dapat menyebabkan kematian pada akar,
sehingga tumbuhan tersebut pun akan mengalami kematian.Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat
dikatakan bahwa hasil dari praktikum yang dilakukan sudah sesuai dengan
teori-teori yang mendukung.
Pada tempat gelap pertumbuhan tanaman
lebih cepat tetapi daun nya sedikit memucat di karenakan oleh tiadak ada
matahan untuk melakukan fotosintesis. Sedangkan yang pada tempat terang
pertumbuhan nya stabil jika penyiraman teratur.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum
ini adalah pertumbuhan suatu tumbuhan sangat dipengaruhi ole faktor abiotik.
Apabila kekurangan air tumbuhan akan mengalami kelayuan, dan jika kekeringan
terjadi terus-menerus tumbuhan dapat mengalami kematian. Namun apabila air
terlalu berlebihan, jagung juga dapat mengalami kematian yang disebabkan
kebusukan pada akar, batang dan juga daunnya. Air sangat menunjang kelangsungan
hidup tumbuhan. Penyiraman tanaman sekali dalam satu atau dua hari adalah
perlakuan terbaik, karena kelembaban tanah akan terjaga sehingga akan mendukung
kelangsungan hidup tumbuhan.Dengan bermacam faktor abiotik yang mengpengaruhi
pertumbuhan dan bervariasi hasil yang didapat
DAFTAR PUSTAKA
Faridah,
Siti Nur. 2003. Analisis Kebutuhan Air
Tanaman Jagung (zea mays, l.) Pada Berbagai Umur Tanaman. Diakses tanggal 2 Desember 2016
Laksmiarti,
Turniani Dan Herti Maryani. 1991. Tetap
Sehat di Usia Lanjut Dengan
Gizi Sehat. Diakses tanggal 02 Desember 2016
Sutopo,M Lita. 1988. Teknologi Benih. Bandung : Rajawali
Tsuchasa,R Triwin.1992. Faktor Biotik
dan Abiotik Lingkungan . Bogor : IPB
Wayudi, Yopi L. 2009.
Esensialitas Air bagi Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung,
Makasar : Gramedia
Wulandari,A
Zeni. 2009. Ekologi Lingkungan. Jakarta : Gramedia
LAMPIRAN
Comments
Post a Comment