Laporan KKN Biologi
USULAN PROGRAM KERJA PERORANGAN
MAHASISWA KKN UNIB
MAHASISWA UNIVERSITAS BENGKULU
PERIODE 85
DI DESA SURO LEMBAK
JUDUL
KEGIATAN
Hama dan Penyakit Pada Tanaman
Cabe di Desa Suro Lembak
OLEH
RAJALI
HORAS HARIANJA (F1D014048)
UNIVERSITAS
BENGKULU
JULI,2018
PENDAHULUAN
1.
1.1 Latar Belakang
Cabai
merupakan salah satu jenis sayuran penting yang dibudidayakan secara komersial
di negara-negara tropis. Dewasa ini, penggunaan cabai tidak hanya untuk
konsumsi segar tetapi sudah banyak diolah menjadi berbagai produk olahan, seperti
saus cabai, sambal cabai, pasta cabai, bubuk cabai obat anestesi dan salep
(Anonim, 2008). Buah cabai mengandung zat gizi yang sangat diperlukan untuk
kesehatan manusia, antara lain; kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A dan C),
zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin,
zeasantin, kriptosantin. Selain itu cabe mengandung 15 g protein, 11g lemak, 35
g karbohidrat 150 g kalsium dan 9 m besi
(Prajanata,
2007).
Secara sistematika cabai dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus :
Capsicum
Spesies : Capsicum annum L
Secara morfologi oleh redaksi
Agromedia (2007) Tanaman cabai merupakan tanaman tumbuhan yang tumbuh tegak
dengan batang berkayu dan bercabang banyak. Ketinggiannya bisa mencapai 120 cm
dan lebar tajuk tanaman sampai 90 cm. Umumnya daun cabai berwarna hijau muda
sampai hijau gelap tergantuung pada varietasnya, bentuknya ada bulat
telur,bulat ada pula yang oval dengan ujung meruncing. Bunganya terbentuk terompet
yang terdiri dari kelopak bunga,benang sari dan putik. Bungai cabai termasuk
berkelamin dua karena benang sari dan putik terdapat dalam satu tangkai,
biasanya bungai cabai keluar dari ketiak daun.
Kendala
yang sering dihadapi dalam peningkatan produksi tanaman cabai ialah gangguan
hama dan penyakit. Beberapa hal penting
yang umumnya menyerang tanaman cabai adalah ulat grayak Spodoptera
litura Fabricus, Kutu daun Myzus
persicae, Aphys Gossypi Glover, Lalat buah Bractrocera dorsalis trips
Thrip parvisinus Karny dan tungau Tetranychus tetarius Lynn. Penyakit yang
banyak menyerang tanaman cabai diantaranya antraknosa, layu fusariumlayu
bakteri dan rebah kecambah (Endah, 2003).
Hama
adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan
sehari-hari manusia walaupun dapat digunakan untuk semua organisme dalam
praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.
Penyakit
tumbuhan adalah suatu pertumbuhan yang abnormal atau pada penyimpangan tumbuh
baik pada bagan tertentu tumbuhan maupun seluruh bagian yang disebabkan oleh
gangguan biotik (makhluk hidup) atau abiotik (bukan makhluk hidup).
1.2 Rumusan Masalah
- Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hama dan penyakit tanaman cabai.
- Pemahaman tentang hama dan penyakit yang kurang penanggulangan yang tidak tepat.
1.3 Alasan Penerapan Kegiatan
- Pentingnya Informasi tentang hama dan penyakit pada tanaman cabai desa Suro Lembak.
1.4 Tujuan
- Mengetahui Hama pengganggu pada tanaman cabai di desa Lembak.
- Mengidentifikasi penyakit pada tanaman cabai dan penyebabnya desa Suro Lembak.
BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1 Waktu dan
Tempat
Kegiatan
Ini dilaksanakan pada tanggal 26 - 30 juli 2018 di Surolembak.
2.2 Alat dan
Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan
kegiatan ini adalah :
- Jaring
- Botol berisi
- Tissue
- Amplop
- Kantong Plastik
- Toples/Botol selai
- Buku Identifikasi
- Alat tulis-menulis
- Alcohol
2.3 Langkah-langkah
kegiatan
2.3.1 Pengumpulan Serangga
- Alat dan bahan disiapkan
- Lakukan pengumpulan serangga yang ada pada tanaman menggunakan jaring.
- Pengumpulan dilakukan dengan metode penyisiran
- Serangga yang tertangkap dimasukkan kedalam botol pembunuh atau disuntik dengan alcohol.
- Lakukan Identifikasi.
2.3.2 Pengamatan Gejala Serangan Hama Pada Tanaman
- Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
- Lakukan pada tanaman yang diduga terserang penyakit.
- Buatlah laporan hasil pengamatan.
2.3.3 Pengamatan Gejala Serangan Penyakit Pada Tanaman
- Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
- Lakukan Pengamatan pada tanaman terutama untuk tanaman yang terserang penyakit.
- Buatlah laporan hasil pengamatan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Dari pengamatan yang telah dilakukan
didapatkan data berikut :
3.1.1 Hama
Jenis Tanaman
|
Hama
|
Cabai
|
Ulat Buah
|
Belalang
|
3.1.2 Gejala
Serangan Hama
Hama
|
Ciri-Ciri
|
Ulat Buah
|
-Buah menjadi
berlubang
-Buah menjadi
busuk
|
Belalang
|
-Daun dan
pangkal berlubang
|
3.1.3 Penyakit
Jenis Tanaman
|
Penyakit
|
Cabai
|
Antracnose
Bercak Daun
Keriting
|
3.2 Pembahasan
Pada
Kegiatan ini dilakukan dengan metode teknik Purposive Sampling (sampling terpilih). Lokasi pengamatan ditentukan melakukan survei didesa Suro
Lembak.Pada kegiatan ditemukan berbagai hama dan penyakit pada tanaman cabai. Hama
pada tanaman cabai ditemukan adalah Belalang dan Ulat buah. Belalang yang
menyerang biasanya ukuran kecil. Bagian
yang diserang adalah tunas muda dan batang. Akibat yang ditimbulkan oleh belalang adalah rusaknya daun dan batang
akibat gigitannya.
Ulat
Buah Cabai (Helicorva) HSN dikenal dengan nama ulat buah Heliothis sp. Ulat
buah cabai ini biasanya akan menyerang cabai mulai dari cabai berwarna hijau sampai
cabai masak. Ulat menyerang cabai dengan cara mengebor cabai dan masuk kedalam buah
cabai. Akibat serangan ini cabai menjadi rusak dan tidak bisa dijual ke pasar.
Pemberantasan secara kimia dilakukan dengan insektisida Supracide 40 EC, Curacron 500 EC, Buldok 25 EC. Untuk mencegah serangan yang
lebih besar,maka buah harus dipetik dan dimusnahkan dengan cara dibakar agar
tidak menulari buah yang sehat.
Dalam
kegiatan kali ini ditemukan penyakit antracnosa. Penyakit ini disebabkan jamur Colletotrichum sp. Jamur ini mempunyai empat jenis utama yaitu C. gloeosporioides,
C. acutatum, C. dematium,dan C. capsici. Lebih dari 90% antraknosa yang
menginfeksi cabai diakibatkan oleh jamur Colletotrichum capsici.
Gejala penyakit
antraknosa pada tanaman terlihat adanya ciri berupa bercak bulat panjang,
berwarna coklat kehitaman, dengan meninggalkan sepanjang bercak luka Colletotrichum capsici mula-mula membentuk bercak
coklat kehitaman, yang meluas menjadi busuk lunak. Pada tengah bercak terdapat
kumpulan titik-titik hitam yang terdiri
dari kelompok seta dan konidium jamur. Serangan berat menyebabkan seluruh buah
mengering dan mengerut (keriput). Buah yang seharusnya berwarna merah menjadi
berwarna seperti jerami. Jika cuaca kering jamur hanya membentuk becak kecil
yang tidak meluas. Tetapi setelah buah dipetik,
karena kelembaban udara yang tinggi selama disimpan dan diangkut, jamur akan
berkembang dengan cepat. Penyakit ini kurang terdapat pada musim kemarau, di
lahan yang mempunyai drainase baik dan gulmanya terkendali dengan
baik.Perkembangan jamur ini paling baik pada suhu 20oC, sedangkan sporulasi G.
piperatum pada suhu 23oC dan C. capsici pada suhu 30oC. Buah yang muda cenderung
lebih rentan daripada yang setengah masak. Pencegahannya bisa dilakukan dengan
mengatur jarak tanam dan menjaga sanitasi lahan. Buah yang terserang harus
dimusnahkan agar tidak tertular ke buah yang masih sehat. Pengendaliannya
dilakukan dengan mengaplikasikan fungisida seperti Ridomil MZ, Previcur N, Provit,
Daconil, M Antracol, Vondozeb dengan dosis sesuai anjuran kemasan.
Selain
Antracnosa ditemukan penyakit bercak daun. Bercak daun disebabkan jamur
Cercospora sp, yang menyerang daun, batang dan tangkai buah. Gejala serangannya
muncul bercak-bercak kecil berbentuk bulat dengan diameter 0,5 cm. Penyakit ini
biasanya menyebabkan daun, buah serta tangkainya layu dan rontok. Penyakit
bercak daun cabai adalah salah satu penyakit terpenting yang menyerang cabai di
Indonesia. Penyakit ini distimulir oleh kondisi lembab dan suhu relatif tinggi.
Penyakit bercak daun cabai dapat menyebabkan kerusakan sejak dari persemaian
sampai tanaman cabai berbuah. Jamur Cercospora capsici dapat terbawa biji dan
mungkin dapat bertahan pada sisa-sisa tanaman sakit selama satu musim. Penyakit
ini menyebabkan masalah serius terhadap perkembangan tanaman cabai Penyakit
bercak daun cabai akan berkurang pada musim kemarau, di lahan yang mempunyai
drainase baik, dan gulmanya terkendali dengan baik. Perkembangan bercak daun
cabai paling baik terjadi pada suhu 300C. Daun yang lebih muda lebih mudah
terserang daripada daun yang lebih tua Pola jarak tanam juga mempengaruhi
proses perkembangbiakan penyakit bercak daun cabai. Apabila jarak tanam terlalu
rapat maka akan menyebabkan perkembangbiakan penyakit tersebut semakin mudah
dan cepat, sebaliknya apabila jarak tanam terlalu jauh maka akan mengurangi
hasil produksi. Maka sebaiknya pola jarak tanam disesuaikan dengan keadaan
topografi daerah pertanaman. Pencegahannya
dilakukan dengan memilih bibit yang tahan penyakit dan menjaga kondisi
lingkungan tetap stabil. Pengendaliannya
dilakukan dengan mengaplikasikan fungisida Saco P atau Benlate dengan dosis
sesuai anjuran pada kemasan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan yang didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1.Hama tanaman
cabai adalah Ulat buah dan belalang.
2.Penyakit tanaman yang ditemukan adalah Antracnosa dan Bercak Daun.
4.2 Saran
Lakukan pengamtan dengan teliti terutama pada hama.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2008. Budidaya
dan Bisnis Cabai.Penerbit PT Agromedia Pustaka. Jakarta
Endah, H. 2003. Mengendalikan
Hama dan Penyakit Tanaman.Agromedia Pustaka. Jakarta
Pracaya, 2008. Pengendalian
Hama dan Penyakit Tanaman Secara organik. Penerbit Kanisus: Yogyakarta
Prajanata, F. 2007. Kiat
Sukses Bertanam Cabai di Musim Hujan.Penebar
Swadaya. Cetakan ke XII. Jakarta
Semangun, H. 2004. Pengantar
Ilmu Penyakit Tumbuhan. University Gadjah Mada Press. Yogyakarta. 120 hlm
Setiadi. 2004. Bertanam
Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta.
LAMPIRAN
Comments
Post a Comment