laporan nonembedding miktek


 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur yang bervariasi. Struktur sel rumit, namun demikian semua sel mempunyai persamaan dalam beberapa segi dasar. Jaringan yang menyusun tumbuh-tumbuhan terdiri dari jaringan muda dan dewasa. Jaringan-jaringan ini dapat ditemukan pada bagian akar, batang dan daun tumbuhan. Jaringan ini dapat dilihat dengan membuat suatu preparat penampang dari bagian-bagian tumbuhan (Mulyani, 2010).

Tubuh tumbuhan terdiri atas kumpulan sel-sel, yang mempunyai asal, fungsi serta struktur yang sama dan disebut jaringan. Berdasarkan sifatnya,  ada dua macam jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan, yaitu jaringan muda dan jaringan dewasa. Jaringan muda mempunyai sifat membelah, sehingga mempunyai fungsi menambah panjang akar maupun batang, karena biasanya terdapat pada bagian ujung. Pertumbuhan yang diawali oleh jaringan-jaringan yang letaknya di bagian ujung dikenal sebagai pertumbuhan primer, dan semua jaringan yang terbentuk jaringan primer. Tumbuhan monokotil melengkapi daur hidupnya hanya dengan pertumbuhan pimer saja, tetapi tumbuhan dikotil batang dan akar dapat mempertebal diri melalui proses yang disebut pertumbuhan sekunder (Kartasaputra, 1998).

Preparat irisan adalah preparat yang objeknya merupakan irisan dari bagian objek yang diamati. Tujuan pembuatan preparat ini adalah untuk dapat menyediakan preparat mikroskopis yang dapat memperlihatkan struktur bagian yang diiris secara lengkap seperti keadaan yang sebenarnya.Jika bahan yang bersangkutan diiris secara langsung menggunakan silet tajam dengan bantuan gabus atau hand mikrotom sebagai penahan bahan pada waktu proses pengirisan, maka preparat tersebut juga disebut dengan preparat irisan bebas atau Non Embeding. (Fahn, , 1991).

Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama.Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan (Kimball, 1992).

Organ pokok pada tumbuhan terdiri atas akar, batang, dan daun.

1. Akar

Akar adalah organ tumbuhan yang masuk ke dalam tanah. Fungsi akar pada tumbuhan, antara lain sebagai tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah), menyerap air dan garam mineral dari tanah, memperkuat berdirinya tumbuhan, tempat penyimpanan cadangan makanan, dan sebagai alat pernapasan. Jaringan penyusun akar, antara lain epidermis, korteks, endodermis, stele (silinder pusat), perisikel, xilem, floem, dan empulur.

2. Batang

Batang merupakan organ tumbuhan yang tumbuh di permukaan tanah. Fungsi batang, antara lain menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun, menyalurkan zat makanan dari daun ke seluruh tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan, serta tempat menempelnya daun, bunga, dan buah. Jaringan penyusun batang, antara lain epidermis, korteks, stele, endodermis, perisikel, empulur, xilem, floem, dan kambium.

3. Daun

Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun. Fungsi daun, antara lain sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, menyerap CO2 dari udara, sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi, serta ubtuk respirasi. Daun tersusun atas beberapa jaringan, antara lain epidermis, mesofil, berkas pengangkut, xilem, floem, palisade (jaringan tiang), spons (janringan bunga karang), serta stomata.

Klasifikasi

Menurut Plantamor, 2011 susunan klasifikasi dari Bougainvillea spectabilis yaitu:
Kingdom       : Plantae
Divisi            : Spermatophyta
Class             : Dicotyledoneae
Ordo             : Caryophyllales
Famili            : Nyctaginaceae
Genus            Bougainvillea
Spesies          Bougainvillea spectabilis
 
 Bougainvillea spectabilis atau kembang kertas dengan family nyctaginaceae, memiliki sifat batang yang berkayu (lignosus), bentuk batang yang bulat (teres), sifat permukaan batang berduri (spinosus), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus) dan percabangan batang monopodial, (Gembong, 1985).

 Tanaman bougenville termasuk tanaman perdu tegak, tinggi tanaman kira-kira 2-4 meter. Sistem perakarannya  adalah tunggang. Dengan akar-akar cabang yang melebar ke semua arah dengan kedalaman 40 cm – 80 cm. Akar yang terletak dekat permukaan tanah kadang tumbuh terus atau akar bakal tanaman bara.

 Bougenville  merupakan perdu yang memanjatdan menggantung, tinggi 0,3 m – 10 m. batang memiliki cabang berkayu bulat, beruas, dan memiliki diameter 5 mm – 8 mm, berwarna coklat dan majemuk.

 Bunga bogenville termasuk bunga majemuk, payung 3 – 15 bunga. Bunga beranekaragam ada kuning, merah, merah jambu, ungu, putih dan sebagainya.  Kelopak bunga berbentuk tabung 2 – 4 mm. taju bunga 5 -8, berbentuk paku, berambut halus.
 
 Pasangan daun yang sama dihubungkan dengan tonjolan yang melintang. Daun menyirip berdaun satu, helaian daun lebar bulat sampai memanjang, bertepi rata, bertulang menyirip atau bertulang tiga sampai lima. Bougenville memiliki buah buni yang masak hitam megnkilat, panjang 1 cm, bebiji dua atau karena kegagalan berbiji satu dan tidak memiliki lekukan..

.

1.2 Tujuan

 Tujuan dari dilakukannya percobaan ini adalah  membuat sediaan tanpa penanaman dan mengamati serta melihat preparat secara tangensial dari tanaman Bougainvillea spectabilis.


                                                            BAB II

METODELOGI PRAKTIKUM


2.1 Waktu dan tempat

 

 Praktikum ini dilakukan pada :

Hari             : Rabu

Jam              : 13.00-selesai

Tempat         : Basic Science Lab. Fiologi tumbuhan Universitas Bengkulu


2.2 Alat dan bahan


2.2.1 Alat

 

 Adapun alat dan bahan yang di gunakan pada praktikum ini, taitu : botol vial , pipet tetes, silet , kuas, kaca benda, kaca penutup, lampu Bunsen, cawan petri, kertas label, tissue.


2.2.2 Bahan

 

 Adapun bahan  yang di gunakan pada praktikum sediaan tekan ( squash ) ini, yaitu : fiksatif yaitu FAA 50/70 ( alcohol 95%, asam asetat glasial, formalin, akuades ), pewarna safranin, alcohol absolut, xilol , Canada balsam .


2.3 Cara kerja 


1.    Mempersiapkan alat dan bahan yang di butuhkan yitu kayu dari batang atau ranting pohon bougenvilia spectabilis.

2.    Mengambil fiksatif dan memasukan bahan ke dalam fiksatif.

3.    Pewarnaan dengan safranin dalam alcohol 70%/90% selama 24-36 jam.

4.    Dehidrasi dengan konsentrasi alcohol sesuai dengan konsentrasi fiksatif, seri bertingkat sampai alcohol absolut 2x. setiap tahap konsentrasi selama 30 menit, pada pukul  (11.30-13.30).

5.    Melakukan deakoholisasi dengan perendeman seri bertingkat , yaitu dimulai dari (14.00-16.00). 

Akohol absolut –xilol 3:

Alcohol absolut-xilol 1:1            masing-masing tahap 30 menit

Alcohol absolut –xilol 1

Xilol 1

     Xilol 2 

6.    Penutupan / pembalutan, dengan meletakan xilol pada kaca benda dan ditambah setetes Canada balsam  di tutup dengan kaca penutup dibiarkan kering.

7.    Pemberian nama / labelling yaitu disebelah kiri atas kaca penutup yang terdiri dari nama jenis tanaman  stadium pembelahan , pewarnaan.

 

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Dari praktikum di peroleh hasil sebagai berikut yaitu :





 

3.2 Pembahasan

 Berdasarkan foto dan hasil pengamatan preparat irisan batang Bougenvilia spectabilis dengan metode non embedding teramati kurang baik, preparat terlalu tebal. Irisan  batang Bougenvilia spectabilis  tampak terwarnai zat warna safranin dengan baik. preparat terwarna merah dengan kuat tetapi bagian-bagian jaringanya terlihat kurang jelas. Namun tidak mengubah preparat secara signifikan sehingga dapat dikatakan preparat cukup representatif.

 Tujuan dari pembuatan preparat irisan ialah untuk menyediakan preparat mikroskopis yang dapat memperlihatkan struktur bagian yang diiris secara lengkap seperti keadaan yang sebenarnya.Penggunaan metode non embedding diketahui dapat  dilakukan dalam pembuatan preparat irisan melintang, dimana jaringan terlihat pada mikroskop tidak mengalami perubahan struktur atau susunan.

 

 Irisan  batang,  Bougenvilia spectabilis  tampak terwarnai zat warna safranin dengan baik, preparat juga tampak kontras sehingga dapat dibedakan bagian floen, xylem,epidermis dan jaringan dasar.  Tampak beberapa bagian preparat yang sedikit gosong, namun tidak mengubah preparat secara signifikan sehingga dapat dikatakan preparat cukup representatif. Preparat yang gosong kemungkinan karena waktu jeda saat mounting pada penetesan canada balsam serta penutupan cukup lama sehingga preparat sedikit gosong.

4.2      

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan


1.    Preparat batang Bougenvilia spectabilis dapat dibuat menggunakan metode non embedding dengan zat warna safranin.

2.    Pewarnaan dengan zat warna safranin dapat memberikan kontras warna yang  jelas pada bagian-bagian jaringan pada preparat preparat batang dan daun bougenvilia spectabilis

3.    Jaringan yang teramati pada preparat daun ialah epidermis, xilem, floem, jaringan dasar dan epidermis. 


4.1 Saran

  1. Pewarnaan dengan zat warna safranin dapat memberikan kontras warna yang  jelas pada bagian-bagian jaringan pada preparat preparat batang dan daun bougenvilia spectabilis.
  2. Jaringan yang teramati pada preparat daun ialah epidermis, xilem, floem, jaringan dasar dan epidermis.
  3. Pengirisan preparat diusahakan setipis mungkin agar sel-sel tidak menumpuk jaringa dapat teramati dengan jelas.
  4. Dalam proses mounting penetesan canada balsam dan penutupan deck glass dilakukan secepat mungkin agar preparat tidak gosong.
  5. Pemilihan preparat harus yang benar-benar representatif.Preparat batang Bougenvilia spectabilis dapat dibuat menggunakan metode nonembedding dengan zat warna safranin.

1.    

DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, Sri. 2010. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

Rudyatmi, Ely. 2012. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.

Esau,.K.1983. Plant Anatomy. Eiley Eastern Limited. India.

Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Gembong, T. 2005. Morfologi Tumbuhan. UGM Press: Yogyakarta

Kartasaputra, A.G. 1998. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan, tentang sel dan Jaringan. Bina Aksar. Jakarta.

 


Comments

Popular posts from this blog

Laporan Sel Darah Merah Manusia dan Katak

Tipe Paruh Burung Berdasarkan Fungsinya beserta contohnya

Metode Penelitian Tingkah Laku Hewan